Rumaysho dan Ruwaifi’ Tuasikal (11 dan 9 tahun), keduanya kakak dari Ruqoyyah (6 tahun), dua yang disebut pertama menjalankan puasa Arafah hari ini.
Mengajarkan anak seperti ini perlu walaupun yang dilakukan adalah puasa sunnah. Apa tujuannya?
- Dengan melakukan puasa sunnah, mereka akan tahu kesunnahan puasa tersebut sedari kecil.
- Membiasakan diri berpuasa selain puasa wajib.
- Teman-teman mainnya pun ikut mengenal puasa ketika bermain bersamanya, walau mungkin teman-teman main tersebut tidak berpuasa.
Dalam hal mengajarkan puasa bisa dilihat dari hadits dari Rabi binti Mu’awwid radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusannya pada siang hari ‘Asyura (sepuluh Muharam) ke desa-desa kaum Anshar di sekitar Madinah untuk mengumumkan, ‘Barangsiapa telah berpuasa sejak pagi hari, hendaklah dia menyempurnakan puasanya. Barangsiapa yang pagi harinya tidak berpuasa, maka hendaknya puasa pada sisa harinya.’ Maka setelah itu kami berpuasa, dan kami membiasakan anak-anak kecil kami untuk berpuasa insya Allah. Kami pergi ke masjid, lalu kami buatkan untuk mereka (anak-anak) mainan dari kapas yang berwarna. Kalau salah satu diantara mereka menangis karena (kelaparan). Kami berikan kepadanya (mainan tersebut) sampai berbuka puasa.” (HR. Bukhari, no. 1960 dan Muslim, no. 1136).
Umar radhiyallahu ’anhu berkata kepada orang yang mabuk-mabukan di bulan Ramadan, “Celakalah anda!! padahal anak-anak kami berpuasa. Kemudian beliau memukulnya (sebagai hukuman).” (HR. Bukhari–secara mu’allaq yaitu tanpa sanad–bab “Puasa Anak-Anak”).
Kalau Rumaysho masih kuat berpuasa, namun Ruwaifi’ ini masih nangis-nangis kalau disuruh puasa sehari. Ruwaifi’ memang belum terlalu kuat berpuasa, namun kadang mesti dilatih mesti dalam keadaan nangis dan terpaksa. Dan saat puasa Arafah kali ini, Ruwaifi’ siang hari langsung tidur sedari Zhuhur hingga Ashar ini demi menahan lapar.
Semoga anak-anak kita dimudahkan menjalankan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
@ Warak, Girisekar, 9 Dzulhijjah 1440 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Ruqoyyah.Com