Kisah Nabi Adam

1
13134

Kali ini kita mulai cerita tentang Nabi Adam ‘alaihis salam.

 

Pertama: Tentang penciptaan jin dan kisah setan 

  • Malaikat diciptakan dari cahaya.
  • Jin dan Iblis diciptakan dari bara api.
  • Nabi Adam diciptakan dari tanah.
  • Penghuni bumi sebelum manusia adalah Al-Hin dan Al-Bin.
  • Iblis adalah pembesar jin (kakek moyang jin).
  • Adam adalah bapak manusia

Jin itu seperti halnya manusia yaitu bisa:

  1. Makan,
  2. Minum,
  3. Mempunyai keturunan.
  4. Jin itu ada yang muslim dan ada yang kafir. Jin muslim akan masuk jannah (surga).

Nama Iblis sebelum melakukan kedurhakaan adalah ‘Azazil dan nama kunyahnya adalah Abu Kurdus.

 

Kedua: Penciptaan Adam 

  • Adam diciptakaan untuk jadi Khalifah di muka bumi. (QS. Al-Baqarah: 30)
  • Ada empat kelebihan Nabi Adam:
  1. Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya.
  2. Allah meniupkan ruh pada Adam. 
  3. Malaikat disuuruh sujud pada Adam.
  4. Adam diajarkan nama-nama segala sesuatu.
  • Iblis berkata:
  1. Saya lebih baik dari pada Adam.
  2. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah.
  • Akhirnya: Iblis tidak mau sujud pada Adam.
  • Iblis keluar dari rahmat Allah karena:
  1. Menghina Adam. 
  2. Menyelisihi perintah Allah.

 

Ketiga: Penciptaan Hawa dan keduanya tinggal di surga

  • Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam saat Adam tertidur.
  • Hawa berasal dari kata hayyun = ٌّحَي artinya hidup karena Hawa diciptakan dari suatu yang hidup.       
  • Nabi Adam dan Hawa tinggal di surga yang ada di langit, bukan surga yang ada di bumi. Tempat ini bernama Jannatul Ma’wa.
  • Perlu diketahui bahwa tinggi Nabi Adam itu 60 hasta (kurang lebih 30 meter).

 

Keempat: Kisah dua putra Adam yaitu Qabil dan Habil

Qabil dan Habil adalah anak Nabi Adam ‘alaihis salam. Qabil lebih tua dari Habil. Qabil dan Habil masing-masing memiliki saudara perempuan. Nabi Adam memerintahkan agar saudari perempuan Qabil menikah dengan Habil, lalu saudari perempuan Habil menikah dengan Qabil, atau dinikahkan silang.

Tetapi karena saudari Qabil lebih cantik daripada saudari Habil, maka Qabil tidak mau saudarinya menikah dengan Habil. Qabil ingin menguasai saudarinya sendiri. Qabil berarti enggan menuruti perintah bapaknya, Nabi Adam ‘alaihis salam.

Karena perselisihan tersebut, Nabi Adam ‘alaihis salam memerintahkan Qabil dan Habil untuk berkurban.

  • Habil berkurban dengan jadza’ah samiinah, anak dari hewan ternak. Habil sendiri adalah seorang penggembala kambing.
  • Qabil adalah seorang petani. Ia berkurban dengan hasil tani yang jelek.

Kurban yang diterima tentu saja dari orang bertakwa. Allah hanyalah menerima dari yang bertakwa saja. Kurban yang diterima di antara keduanya adalah milik Habil dikarenakan:

  1. Habil memilih yang lebih bagus untuk berkurban.
  2. Habil ikhlas dan tidak pelit.

Akhirnya Qabil marah dan membunuh Habil (saudaranya sendiri). Ini adalah pembunuhan pertama manusia di muka bumi. Kemudian Qabil mengubur Habil karena melihat burung gagak mengubur burung gagak yang lain setelah saling bunuh.

Tentang kisah ini disebutkan dalam Al-Qur’an,

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ (٢٧) لَئِنْ بَسَطْتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقْتُلَنِي مَا أَنَا بِبَاسِطٍ يَدِيَ إِلَيْكَ لأقْتُلَكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ (٢٨) إِنِّي أُرِيدُ أَنْ تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ (٢٩) فَطَوَّعَتْ لَهُ نَفْسُهُ قَتْلَ أَخِيهِ فَقَتَلَهُ فَأَصْبَحَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (٣٠) فَبَعَثَ اللَّهُ غُرَابًا يَبْحَثُ فِي الأرْضِ لِيُرِيَهُ كَيْفَ يُوَارِي سَوْأَةَ أَخِيهِ قَالَ يَا وَيْلَتَا أَعَجَزْتُ أَنْ أَكُونَ مِثْلَ هَذَا الْغُرَابِ فَأُوَارِيَ سَوْأَةَ أَخِي فَأَصْبَحَ مِنَ النَّادِمِينَ             (٣١)

27. Ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”

28. “Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”

29. “Sesungguhnya aku ingin agar engkau kembali dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka engkau akan menjadi penghuni neraka; dan itulah balasan bagi orang yang zalim.”

30. Maka hawa nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya, kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka jadilah dia termasuk orang yang rugi.

31. Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, “Oh, celaka aku! Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, sehingga aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Maka jadilah dia termasuk orang yang menyesal. (QS. Al-Maidah: 27-31)

 

Kelima: Wafatnya Nabi Adam dan wasiatnya pada Syits

  • Setelah Habil dibunuh Qabil, Nabi Adam dianugerahi Syits. 
  • Nabi Adam mengajarkan pada Syits:
  1. Waktu malam dan siang.
  2. Ibadah pada waktu malam dan siang.
  3. Akan terjadi thufan (banjir bandang) pada suatu saat nanti. 
  • Wafatnya Adam:
  1. Adam meninggal pada hari Jumat.
  2. Malaikat turun untuk takziyah (layat) dan mereka membawa obat untuk mengawetkan jenazah Adam.
  3. Nabi Adam dimakamkan pada suatu gunung di India, kemudian dipindahkan saat terjadi banjir bandang oleh Nabi Nuh ‘alaihis salam ke Baitul Maqdis.
  4. Umur Nabi Adam adalah 1000 tahun.
  5. Penerus Nabi Adam adalah Syits ‘alaihimas salaam. Syits diberikan 50 shahifah (lembaran wahyu).

Selesailah kisah Nabi Adam ‘alaihis salam, semoga bermanfaat. (Rabu pagi, 7 Syakban 1441 H, 1 April 2020)

                                                      

Referensi:

Ringkasan Al-Bidayah wa An-Nihayah. Ibnu Katsir. Penerbit Insan Kamil.

 

Disusun oleh:

  1. Rumaysho Fathmah Tuasikal
  2. Ruwaifi’ Tuasikal

Dikoreksi ulang oleh:

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Ruqoyyah.Com

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
Prove your humanity: 7   +   8   =