Bagaimanakah mengajak anak menghidupkan sepuluh hari terakhir Ramadhan, terutama agar meraih lailatul qadar?
1. Rutinkan shalat Isya dan Shubuh berjamaah di rumah saat pandemi.
Sebagaimana dinukil oleh Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan,
أَنَّ إِحْيَاءَهَا يَحْصُلُ بِأَنْ يُصَلِّيَ العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَ يَعْزِمُ عَلَى أَنْ يُصَلِّيَ الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ
“Menghidupkan malam lailatul qadar itu bisa dengan melaksanakan shalat Isya’ berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjamaah.”
Karena sekarang ini pemerintah dan MUI menyuruh kita di rumah, maka shalat Isya dan Shubuh hanya bisa dilakukan di rumah.
2. Rutinkan doa setiap malam: ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNI (artinya: Ya Allah, Engkau itu Maha Menghapuskan Dosa, Engkau suka memberikan maaf, hapuskanlah dosaku). Hal ini sebagaimana dianjurkan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam pada Aisyah.
3. Membaca Al-Qur’an ditemani ayah bunda semampunya.
4. Menghidupkan malam dengan shalat malam (shalat tarawih dan shalat tahajud).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 1901)
Akan tetapi, ayah bunda tetap melihat kemampuan anak. Kalau anak butuh istirahat malam, jangan dipaksakan oleh ayah bunda. Ini supaya menjaga anak terus semangat beribadah hingga akhir Ramadhan. Ingat, sebaik-baik amalan adalah yang kontinu walau jumlahnya sedikit.
Baca Juga:
Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Ruqoyyah.Com