Materi Akhlak: Akhlak Terhadap Orang Tua

Bagaimana bentuk adab terhadap orang tua?

  1. Berkata baik dan sopan terhadap orang tua, serta menyayangi keduanya.
  2. Melaksanakan perintah orang tua dan meninggalkan larangannya, selama bukan dalam kemaksiatan kepada Allah.
  3. Tidak berbohong kepada kedua orang tua.
  4. Mau meminta maaf ketika bersalah kepada orang tua, dan mau memaafkan ketika orang tua bersalah kepada kita.
  5. Membantu kedua orang tua dalam kegiatan sehari-hari sesuai kemampuan kita.
  6. Menghibur orang tua ketika mereka bersedih.
  7. Mendoakan kedua orang tua dengan doa yang baik.

Ruqoyyah.Com

Materi Akhlak: Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Kali ini akan diperkenalkan mana saja akhlak terhadap diri sendiri, di sini ada akhlak terpuji dan ada akhlak tercela.

1. Akhlak Terpuji

– Sabar.

– Jujur.

– Amanah.

– Penyayang .

– Pemaaf.

– Qanaah ( Nerimo ).

– Dermawan.

2. Akhlak Tercela.

– Bohong.

– Mencuri.

– Tidak menyayangi.

– Sombong.

Ruqoyyah.Com

Kenapa Sampai Kakak dan Adik Sering Bertengkar?

Ada beberapa sebab pertengkaran antara kakak dan adik yang masih usia anak-anak.

Pertama: Pada dasarnya, pertengkaran yang terjadi antara kakak dan adik dengan usia masih kecil sangat wajar terjadi. Kompetensi sosial mereka belum berkembang optimal, sehingga belum mampu memahami kompromi, menghargai perasaan orang lain, atau mengalah.

Kedua: Anak kecil selalu ingin menang sendiri dan mendapatkan yang ia mau.

Ketiga: Perkembangan emosi anak yang masih labil.

Keempat: Didikan yang salah dari orang tua, yaitu orang tua seringnya membanding-bandingkan anak yang satu dan yang lain.

Kelima: Keberpihakan saat menghadapi pertengkaran anak, misal selalu menyuruh kakak untuk mengalah.

 

Solusi menghadapi pertengkaran anak sebagai berikut.

Pertama: Anak pasti akan mencari perhatian orang tua dan saling mengadu ketika itu. Tugas orang tua adalah menyelesaikan dengan mendinginkan suasana.

Kedua: Hindari memberi nasihat secara bersamaan sesaat setelah bertengkar karena salah satu akan cenderung merasa di atas dari yang lain, jika tahu yang lainnya disalahkan.

Ketiga: Tunggu sampai emosi mereda dan manfaatkan kesempatan lain. Misalnya, saat sedang menyuapi adik atau sedang mengajarkan pekerjaan rumah, tanyakan apa yang membuatnya bertengkar dengan kakak atau adiknya. Nasihati pelan-pelan bahwa bertengkar itu tidak baik. Ingatkan bahwa mereka adalah saudara kandung yang harus terus menyayangi.

Keempat: Jangan selalu menyuruh salah satu untuk terus mengalah, karena ia akan terus tersudut. Mengalah itu tugas kakak, adik juga demikian.

Kelima: Memberi perhatian yang adil pada kakak dan adik.

 

Masalah pertengkaran ini bisa terselesaikan dengan baik, kuncinya adalah berbuat adil pada anak sebagaimana keterangan hadits berikut ini.

‘Amir berkata bahwa beliau mendengar An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma yang ketika itu berada di atas mimbar berkata, “Ayahku memberikan hadiah padaku.” Lantas ibunya Nu’man, ‘Amroh binti Rowahah berkata, “Aku tidak ridha sampai engkau mempersaksikan hal itu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang, lantas Basyir (ayah Nu’man) berkata, “Aku telah memberikan hadiah pada anak laki-lakiku dari istriku, ‘Amroh bin Rowahah. Lalu istriku memerintahkan padaku untuk mempersaksikan masalah hadiah ini padamu, wahai Rasulullah.” Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bertanya pada Basyir, “Apakah engkau memberi anak-anakmu yang lain seperti anakmu itu?” “Tidak”, begitu jawaban Basyir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَاتَّقُوا اللَّهَ ، وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلاَدِكُمْ

“Bertakwalah pada Allah. Bersikap adillah terhadap anak-anakmu.” An-Nu’man berkata bahwa ayahnya kembali dan menarik hadiah tersebut. (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 2587 dan Muslim, no. 1623).

Imam Nawawi memberi judul Bab dalam Shahih Muslim “Tidak disukai mengutamakan hadiah pada satu anak tidak pada yang lainnya.”

Semoga Allah memberi taufik dan hidayah agar kita dapat membimbing anak-anak kita dengan baik.

 


 

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Ruqoyyah.Com 

Tuntun Anak untuk Berdoa pada Hari Arafah

Ayah, bunda …

Barakallahu fiikum. Sore ini jangan lupa ajarkan pada anak untuk berdoa. Mereka mesti diajarkan suatu sunnah di hari Arafah ini.

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah.” (HR. Tirmidzi, no. 3585. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Kami tadi baru saja mengajarkan pada putra-putri kami (Rumaysho, Ruwaifi’, Ruqoyyah), dengan cara dituntun. Biar mereka tahu ada kesunnahan mengenai doa pada hari Arafah yang merupakan sebaik-baiknya doa.

Ini salah salah satu doa yang kami tuntun pada anak kami di hari Arafah ini.

Ya Allah, jadikan Rumaysho, Ruwaifi’, dan Ruqoyyah qurrota a’yun, sebagai penyejuk mata bagi orang tua, jadikanlah menjadi hafizh, masukkanlah dalam surga, serta jauhkanlah dari neraka.

Yuk, ayah – bunda amalkan sunnah ini dan ajarkan pada anak-anak kita.


@ Warak, Girisekar, 9 Dzulhijjah 1440 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Ruqoyyah.Com

Mengajak Anak Puasa Arafah

Rumaysho dan Ruwaifi’ Tuasikal (11 dan 9 tahun), keduanya kakak dari Ruqoyyah (6 tahun), dua yang disebut pertama menjalankan puasa Arafah hari ini.

Mengajarkan anak seperti ini perlu walaupun yang dilakukan adalah puasa sunnah. Apa tujuannya?

  1. Dengan melakukan puasa sunnah, mereka akan tahu kesunnahan puasa tersebut sedari kecil.
  2. Membiasakan diri berpuasa selain puasa wajib.
  3. Teman-teman mainnya pun ikut mengenal puasa ketika bermain bersamanya, walau mungkin teman-teman main tersebut tidak berpuasa.

Dalam hal mengajarkan puasa bisa dilihat dari hadits dari Rabi binti Mu’awwid radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusannya pada siang hari ‘Asyura (sepuluh Muharam) ke desa-desa kaum Anshar di sekitar Madinah untuk mengumumkan, ‘Barangsiapa telah berpuasa sejak pagi hari, hendaklah dia menyempurnakan puasanya. Barangsiapa yang pagi harinya tidak berpuasa, maka hendaknya puasa pada sisa harinya.’ Maka setelah itu kami berpuasa, dan kami membiasakan anak-anak kecil kami untuk berpuasa insya Allah. Kami pergi ke masjid, lalu kami buatkan untuk   mereka (anak-anak) mainan dari kapas yang berwarna. Kalau salah satu diantara mereka menangis karena (kelaparan). Kami berikan kepadanya (mainan tersebut) sampai berbuka puasa.” (HR. Bukhari, no. 1960 dan Muslim, no. 1136).

Umar radhiyallahu ’anhu berkata kepada orang yang mabuk-mabukan di bulan Ramadan, “Celakalah anda!! padahal anak-anak kami berpuasa. Kemudian beliau memukulnya (sebagai hukuman).” (HR. Bukhari–secara mu’allaq yaitu tanpa sanad–bab “Puasa Anak-Anak”).

Kalau Rumaysho masih kuat berpuasa, namun Ruwaifi’ ini masih nangis-nangis kalau disuruh puasa sehari. Ruwaifi’ memang belum terlalu kuat berpuasa, namun kadang mesti dilatih mesti dalam keadaan nangis dan terpaksa. Dan saat puasa Arafah kali ini, Ruwaifi’ siang hari langsung tidur sedari Zhuhur hingga Ashar ini demi menahan lapar.

Semoga anak-anak kita dimudahkan menjalankan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


@ Warak, Girisekar, 9 Dzulhijjah 1440 H

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Ruqoyyah.Com

Materi Akidah #07: Beriman kepada Allah dan Rukunnya

Beriman kepada Allah meliputi beberapa rukun:  

Rukun pertama: Beriman bahwa (dzat) Allah itu ada.

Bukti bahwa Allah itu ada:
  1. Adanya makhluk.
Contoh: Manusia, hewan, pohon, dan lain-lain.
  1. Adanya mukjizat yaitu tanda-tanda kenabian yang dikaruniakan Allah kepada rasul-Nya untuk membuktikan bahwa para rasul itu benar-benar utusan Allah.
Contoh: – Mukjizat Nabi Musa adalah tongkat yang digunakannya untuk membelah lautan. – Mukjizat Nabi Isa adalah beliau bisa menghidupkan orang mati. – Mukjizat Nabi Muhammad adalah Al-Quran.
  1. Terkabulnya doa ketika orang-orang berdoa kepada Allah.
 

Rukun kedua: Beriman kepada rubbubiyyah Allah.

Yaitu meyakini dan membenarkan bahwa Allah yang menciptakan seluruh yang ada di langit dan di bumi. Allah yang mengatur alam semesta ini, Allah yang menghidupkan dan mematikan seluruh makhluk, dan Allah yang memberi rezeki kepada seluruh makhluk.  

Rukun ketiga: Beriman kepada uluhiyyah Allah.

Yaitu meyakini dan membenarkan bahwa Allah adalah satu-satunya sesembahan yang berhak disembah. Hanya Allah yang berhak diibadahi, dimintai doa, dan dimintai pertolongan. Kita shalat, berpuasa, melaksanakan haji, dan menyembelih hanya untuk Allah. Semua ibadah boleh ditujukan hanya untuk Allah, tidak boleh untuk selain-Nya.  

Rukun keempat: Beriman kepada asma’ wa shifat (nama-nama dan sifat-sifat Allah).

Yaitu meyakini dan membenarkan bahwa Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang mulia dan sempurna. Kita meyakini bahwa nama-nama dan sifat-sifat Allah itu terdapat dalam Al-Quran dan hadits yang sahih. Kita tidak boleh menolaknya. Kita tidak boleh menyerupakan Allah dengan makhluk, karena sifat-sifat Allah tidak sama dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Nama dan sifat Allah itu banyak; hanya Allah yang mengetahui jumlahnya. Beberapa contoh nama Allah:
 Nama Allah  Teks Arab  Arti
 Ar-Rahman اَلرَّحْمَانُ  Maha Pengasih.
 Ar-Rahim اَلرَّحِيْمُ  Maha Penyayang.
 Al-Malik اَلْمَلِكُ  Maha Menguasai.
 Al-Quddus اَلْقُدُّوْسُ  Mahasuci.
 As-Salam اَلسَّلَامُ  Maha Menyelamatkan.
 Al-Mu’min اَلْمُؤْمِنُ  Maha Memberi keamanan.
 Al-Muhaimin اَلْمُهَيْمِنُ  Maha Pemelihara.
 Al-‘Aziz اَلْعَزِيْزُ  Mahaperkasa.
 Al-Jabbar اَلْجَبَّارُ  Maha Berkuasa.
 Al-Mutakabbir اَلْمُتَكَبِّرُ  Mahamegah.
 
  Ruqoyyah.Com

Materi Akidah #06: Mengenalkan Rukun Iman

Rukun iman ada enam, yaitu :
  1. Iman kepada Allah.
  2. Iman kepada malaikat-malaikat
  3. Iman kepada kitab-kitab Allah.
  4. Iman kepada rasul-rasul
  5. Iman kepada hari kiamat.
  6. Iman kepada takdir Allah.

  Ruqoyyah.Com

Materi Akidah #05: Mengenalkan Islam Agama yang Benar

Sebagai orang tua dan pendidik haruslah memperkenalkan bahwa Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang diterima di sisi Allah. Poin-poin penting yang harus dijelaskan adalah:
  1. Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  2. Islam merupakan penghapus agama-agama sebelumnya dan merupakan satu-satunya agama yang diterima dan diridhai olehAllah.
  3. Barang siapa yang memilih Islam sebagaiagamanya dan melaksanakan perintah-perintah Allah serta menjauhi larangan-larangan-Nyamaka dia akan masuksurga.
  4. Orang yang memilih agama selain Islam adalah orang yang sesat, dan dia akan menjadi penghuni neraka dengan siksa yang pedih.
  5. Di dalam Islam terdapat rukun islam yang jumlahnya ada lima, yaitu :
– Dua kalimat syahadat. – Shalat fardhu. – Puasa Ramadan. – Zakat. – Berangkat haji ke baitullah.  
  Ruqoyyah.Com

Materi Akidah #04: Mengenalkan Kalimat Thayyibah

Macam – macam kalimat thayyibah beserta artinya:
Kalimat thayyibah Lafal Cara baca Arti
Basmalah. بِسْمِ اللهِ Bismillaah. Dengan nama Allah.
Tasmiyah بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Bismillaahirrahmaanirrahiim. Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Ta’awudz. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ A’uudzubillaahi minasy-syaythaanir rajiim. Saya berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Takbir. اَللهُ أَكْبَرُ Allaahu akbar. Allah Mahabesar.
Tahmid. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ Alhamdulillaah. Segala puji hanya untuk Allah.
Tasbih. سُبْحَانَ اللهِ Subhaanallah. Mahasuci Allah.
Tahlil. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ Laa ilaaha illallaah. Tidak ada ilah(sesembahan) yang berhak disembah selain Allah.
Istigfar. أَسْتَغْفِرُ اللهَ Astaghfirullaah. Saya memohon ampun kepada Allah.
Istirja’. إِنَّا لِلَّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uun. Kita semua adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nya kita akan kembali.
 
  Ruqoyyah.Com

Materi Akidah #03: Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Uluhiyyah

Apa itu tauhid rububiyyah dan uluhiyyah? Anak mesti dikenalkan dua macam tauhid ini.   Tauhid artinya mengesakan Allah. Tauhid itu bentuk keimanan kepada Allah. Pertama: Tauhid rubbubiyyah yaitu meyakini bahwa Allah sebagai pencipta, pemilik, pengatur alam semesta, pemberi rezeki, serta penguasa jagad raya. Kedua: Tauhid uluhiyyah yaitu mempersembahkan seluruh ibadah hanya untuk Allah. Contoh:
  • Belajar agama hanya untuk Allah, bukan untuk mencari dunia dan pujian manusia.
  • Shalat hanya untuk Allah, bukan karena ingin dapat sanjungan manusia.
  • Berdoa hanya untuk Allah.
  • Menyembelih hewan hanya untuk Allah.
 
  Ruqoyyah.Com