Materi Adab: Adab Makan untuk Anak

Sekarang materi menarik untuk anak, biar ia dibiasakan belajar makan sesuai adab islami.
  1. Makan yang halal.
  2. Membaca “bismillaah“ sebelum makan.
  3. Jika lupa membaca “bismillaah“ sebelum makan maka ketika teringat di tengah waktu makan, bacalah “bismillaahi fii awalihi wa-aakhirihi“.
  4. Wajib makan dengan tangan kanan, tidak boleh dengan tangan kiri.
  5. Lebih baik makan dan minum sambil duduk.
  6. Tidak boleh mengejek makanan, karena itu berarti kurang mensyukuri nikmat Allah.
  7. Makan dari bagian pinggir piring, karena keberkahan ada di tengah makanan.
  8. Tidak membiarkan makanan jatuh, karena akan dimakan oleh setan.
  9. Bila ada makanan yang terjatuh, segeralah pungut, lalu bersihkan makanan itu dan makanlah (jika memungkinkan).
  10. Membersihkan makanan yang melekat di jari (dijilat).
  11. Membaca doa setelah makan yaitu “alhamdulillah”.
Silakan ayah bunda ajarkan yah.   Ruqoyyah.Com

Anak Kita Sudah Bangun Shubuh atau Belum?

Ayah bunda … Semoga pagi ini ayah bunda dalam keadaan sehat wal afiat. Moga Allah selalu naungi ayah bunda dalam kebaikan, begitu juga anak-anak di rumah.   Ayah-bunda …

Apa anak-anak kita sudah biasa bangun Shubuh?

Shalat Shubuh itu utama banget. Sampai-sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jadikan balasannya surga bila dijaga rutin. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjanjikan ada jaminan Allah bagi siapa saja yang rutin menjaganya. Tak maukah kita dan buah hati kita mendapatkan balasan seperti itu? Adapun tentang ajakan shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mengajarkan agar anak kita diajak sedari usia tujuh tahun, sedangkan usia sepuluh tahun diedukasi lebih tegas lagi karena ia sudah masuk usia pubertas. Kami tahu memang sulit dan berat. Namun kita pasti tahu kalau semua akan mudah jika Allah Sang Pemberi Rahmat yang menghendaki semuanya.   Kalau begitu apa dong kiatnya untuk membangunkan buah hati kita, supaya shalat Shubuhnya tepat waktu tidak ketika matahari sudah terang setinggi tombak baru ia bangun. Sebagian orang tua dan anak bahkan ada yang tidak peduli shalat Shubuh sama sekali.  

Kiat paling penting yang bisa diajarkan adalah:

  1. Berilah TELADAN, yaitu ayah bunda sendiri.
  2. Terus mengajak, walaupun anak sampai tidak suka, kadang ngambek dan marah.
  3. Ajaklah tidur malam lebih awal.
  4. Kadang bisa dengan menyemangati dengan suatu hadiah yang dijanjikan (tetapi harus ditepati loh, gak boleh bohong).
  5. Mendoakan tentu itu yang paling penting. Karena seperti disebut di awal, hidayah itu di tangan Allah.
Barangkali ayah bunda punya kiat yang lain?  Semoga tips yang ayah bunda tulis bisa jadi pengalaman untuk yang lain. Moga tidak bangun tidur kesiangan lagi dengan kiat-kiat ini dan saling sharing di bawah. Jangan lupa terus doakan kebaikan untuk semua orang dalam rumah agar menjaga ibadah.  
  Muhammad Abduh Tuasikal Ruqoyyah.Com

Kenapa Orang Tua Juga Harus Mempelajari Ilmu Agama?

Orang tua juga harus belajar agama, jangan cuma anak saja. Karena anak butuh teladan juga dari orang tua. Dan itulah suksesnya pendidikan pada anak kita, setelah tentu saja taufik dari Allah lewat doa dari orang tua. Yang jelas kita disuruh ta’allum. Ayah-bunda juga termasuk di dalamnya. Ta’allum adalah mencari ilmu. Ilmu itu sendiri adalah mengenal petunjuk dengan dalil. Dan ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu syar’i.  

Dan ingat kenapa ilmu syari yang dipelajari?

Karena Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ، وَإِنَّ طَالِبَ العِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ ، حَتَّى الحِيْتَانِ فِي البَحْرِ

Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu sampai pada ikan di lautan.” (HR. Ibnu Majah, Abu Ya’la dalam musnadnya, Ath-Thabrani dalam Al-Ausath. Syaikh Al-Albani menyebutkan dalam Shahih Al-Jami’, no. 3914 bahwa hadits ini shahih)  

Apa manfaatnya mempelajari ilmu syari?

Salah satu manfaatnya adalah ayah-bunda pasti akan jadi orang tua yang baik. Pertama, orang yang berilmu pasti paling takut pada Allah.

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28). Kedua, syarat menjadi pribadi dan orang tua yang baik adalah harus paham ilmu agama. Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).  Ketiga, ilmu itu manfaat untuk ayah-bunda, manfaat pula untuk anak, bahkan sampai meninggal dunia. Coba ingat hadits berikut ini:

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim, no. 1631)  

Terus ilmu apa saja yang mesti dipelajari?

Tentu saja ilmu yang kita butuhkan sehari-hari terlebih dahulu. Kalau tidak dipelajari berarti kita meninggalkan yang wajib atau terjatuh dalam dosa. Ada kaedah, para ulama katakan:

لاَ يَتِمُّ الوَاجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ عَلَيْهِ العِلْمُ بِهِ

“Sesuatu yang tidak sempurna yang wajib kecuali dengan mempelajarinya, maka wajib untuk belajar tentangnya.” Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Wajib bagi kita menuntut ilmu supaya bisa menjalankan agama dengan baik.” Beliau lantas ditanya, “Semisal ilmu apa yang wajib dipelajari?” Jawab beliau, “Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu yang tidak boleh kita bodoh di dalamnya, yaitu ilmu tentang shalat, puasa, dan semacamnya.” (Al-Furu’ karya Ibnu Muflih, 1:525).

Berarti yang penting ayah bunda pelajari adalah:

  1. Rukun iman
  2. Rukun Islam
  3. Mengenal Allah, Rasul, dan Islam
  4. Cara shalat, cara puasa, cara bayar zakat
  5. Ilmu yang dibutuhkan sesuai profesi kita
  6. Ilmu parenting untuk mendidik anak
Yang jelas, tidak ada kata terlambat bagi orang tua untuk terus belajar. SEMANGAT, YA, AYAH BUNDA.   Ruqoyyah.Com

Materi Akhlak: Akhlak Terhadap Guru

Apa saja akhlak pada guru yang bisa diterapkan oleh anak:

  1. Menghormati dan memuliakan mereka.
  2. Mematuhi mereka.
  3. Menjaga adab dan sopan santun terhadap mereka.
  4. Ketika di sekolah, kita menjadikan mereka seperti orang tua.

 

Ruqoyyah.Com

Ajarkan Anak: Bahagia itu dengan Ilmu, Amal, Dakwah, dan Sabar

Ayah-bunda … Saat di rumah penting banget mengajarkan anak kita perihal akidah. Tahu tidak—ayah-bunda—empat hal ini pasti akan membuatmu bahagia, anak-anak pula demikian:
  1. Ilmu
  2. Beramal
  3. Berdakwah
  4. Bersabar
Empat hal ini adalah kesimpulan dari surah Al-‘Ashr. Coba renungkan lagi penyebutan merugi dalam surah tersebut. Kalau selamat dari kerugian, berarti mereka selamat dan bahagia.

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3). Nah jadikan pelajaran ini yah bagi anak kita, tanamkan prinsip bahagia dan keselamatan. Semoga kita dan anak-anak kita dikaruniai ilmu, amal saleh, mudah menyampaikan ilmu pada yang lain, dan banyak-banyak bersabar.   Ruqoyyah.Com

Kurikulum Pendidikan Anak dari Lahir sampai 18 Tahun

Kurikulum ini sangat membantu sekali dalam mendidik anak dalam ilmu agama. Kalau orang tua yang mengajarkan langsung itu lebih utama.  

Umur 0-6 tahun

1. Belajar Huruf Hijaiyyah dan Membaca Alquran. 2. Belajar menghafal surat pendek 2. Belajar mengucapkan kalimat tauhid 3. Belajar Tata cara berwudhu dan tayammum 4. Belajar Tata cara shalat 5. Belajar Adab dan doa serta dzikir keseharian penting   

Umur 7-12 tahun

1. Memperlancar Bacaan Alquran  2. Menambah hafalan Alquran secukupnya 3. Menambah hafal doa dan dzikir pagi dan petang 4. Belajar Adab bergaul 5. Belajar Mandi Junub 6. Belajar menulis Arab 7. Belajar Akidah Al Ushul Ats Tsalatsah (Tiga Landasan Akidah Islam) dan Qawaidul Arba’ (empat Kaidah Memahami Tauhid Dan Syirik)  

Umur 13-15 

1. Mengkhatamkan hafalan Alquran jika mampu/ 15 juz Alquran  2. Belajar Bahasa Arab, berbicara membaca. 3. Menghafal hadits Arbain Nawawi 4. Memperajari/menghafal Kitab Tauhid 5. Mempelajari Matan Al Ghayah Wat Taqrib (fikih Syafii)  

Umur 16-18

1. Melanjutkan hafalan Alquran dan atau memperlancarnya 2. Menghafal Hadits Umdatul Ahkam 3. Melanjutkan mempelajari Matan Al Ghayah Wat Taqrib. (Fikih Syafii) 4. Mempelajari Al Aqidah Al Wasithiyyah.   Semoga Allah memudahkan segala niat baik. Ini hanya usulan dan tidak baku, sesuai dengan kemampuan anak. Wallahu a’lam bish showab  Baca Juga:
  Banjarmasin, Senin 8 Shafar 1441H Oleh: Ustadz Ahmad Zainuddin Al-Banjary, Lc. Artikel Ruqoyyah.Com

Mengajak Anak Shalat Berjamaah, Bisa Mulai dari Menjelaskan Manfaatnya

Ada hal-hal penting terkait shalat berjamaah yang mesti kita jelaskan pada anak laki-laki kita. Karena kita perhatikan sendiri anak-anak kalau tidak ada motivasi, maka sulit hadir di masjid.

Yang bisa disampaikan adalah terkait manfaat shalat berjamaah.

  1. Shalat berjamaah mengajarkan mengatur waktu dengan baik.
  2. Di saat berjamaah kita berkumpul dengan kaum muslimin yang lain.
  3. Shalat berjamaah akan menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama dan saling mengenal.
  4. Shalat berjamaah adalah syiar Islam yang sangat nampak.
  5. Yang belum paham shalat bisa mudah paham ketika berjamaah.
  6. Shalat berjamaah itu tanda kaum muslimin bersatu.
  7. Shalat berjamaah lebih besar pahalanya 27 derajat dibanding shalat sendirian.
  8. Dalam berjamaah kita belajar taat kepada pemimpin.
Taat pada imam di sini bentuknya juga adalah tidak mendahului dan tidak sangat terlambat dari imam. Karena barangsiapa yang mendahului imam dalam keadaan tahu dan sengaja, shalatnya batal.  Hal ini dikarenakan ancaman yang disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الإِمَامِ أَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ

Salah seorang di antara kalian dikhawatirkan dijadikan kepalanya menjadi kepala keledai atau rupanya menjadi rupa keledai ketika ia mengangkat kepalanya sebelum imam.” (HR. Bukhari, no. 691) Manfaat ringan seperti ini, mesti anak kita tahu sehingga mereka bisa mulai rajin berjamaah di masjid. Semoga Allah karuniakan anak kita menjadi qurrota a’yun, menjadi penyejuk mata.    
    Disusun di pagi hari @DarushSholihin, 10 Muharram 1441 H (hari Asyura) Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Ajarkan Anak Menebarkan Salam

Ayah dan bunda, anak-anak kita hendaknya dibiasakan untuk menebarkan salam. Karena salam itu mengandung keberkahan. Harusnya sedari kecil mereka sudah diajarkan hal ini. Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia pernah melewati anak-anak, maka ia mengucapkan salam kepada mereka dan berkata,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan seperti ini.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 6247 dan Muslim, no. 2168) Hadits ini menunjukkan bagaimanakah berbuat baik kepada anak-anak, yang dewasa pun diajarkan untuk menyayangi anak-anak. Ini adalah bentuk pengajaran pada anak agar mereka mengetahui bagaimanakah cara mengucapkan salam. Ajarkan pada anak, bahwa kita diperintahkan untuk menebar salam dan sebutkan bagaimana keutamaan menebarkan salam. Dari Abu Yusuf ‘Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا أيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الأرْحَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلاَمٍ

Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan (pada yang membutuhkan), sambunglah hubungan dengan kerabat, kerjakanlah shalat ketika orang-orang sedang tidur, masuklah ke dalam surga dengan mengucapkan salam.’” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih) (HR. Tirmidzi, no. 2485; Ibnu Majah, no. 1334, 3251; Ahmad, 5:451. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali mengatakan bahwa hadits ini shahih). Ajarkan pada anak salam yang sempurna dan salam yang singkat. Dari ‘Imran bin Al-Hushain radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, ada seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mengucapkan, “Assalaamu ‘alaikum.” Kemudian beliau menjawabnya lalu duduk. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sepuluh.” Ada lagi yang lain mengucapkan, “Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullah.” Kemudian beliau menjawabnya lalu duduk. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua puluh.” Ada lagi yang lain mengucapkan, “Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakaatuh.” Kemudian beliau menjawabnya lalu duduk. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga puluh.” (HR. Abu Daud, no. 5195 dan Tirmidzi, no. 2689. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Juga terdapat penguat (syawahid) dari Abu Hurairah dikeluarkan oleh Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 986; An-Nasai dalam ‘Amal Al-Yaum wa Al-Lailah, no. 368; dan Ibnu Hibban, no. 493, Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Kalau mau saling mencintai, maka tebarlah salam. Nah ini juga mesti ayah dan bunda ingatkan pada anak. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤْمِنُوا حَتىَّ تحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحاَبَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَيْنَكُم

Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak disebut beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian melakukannya, kalian pasti saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim, no. 54) Bagaimana mulai membiasakan mereka menebarkan salam? Paling mudahnya adalah setiap kali masuk dan keluar rumah diingatkan untuk selalu mengucapkan salam. Inilah yang diajarkan dalam ayat,

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً

Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (QS. An-Nuur: 61) Ingatlah salam itu berisi doa keselamatan, doa keberkahan, dan doa rahmat. Sehingga kalau anak tidak diajarkan ajaran Islam yang satu ini, sangat-sangatlah merugi. Semoga bermanfaat. Moga anak-anak kita menjadi penyejuk mata dengan rajin menebarkan salam.  
  Disusun di Batik Air, perjalanan Jogja – Jakarta, 5 Muharram 1441 H Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Kiat Mengajak Anak Bangun Shubuh

Bagaimana cara mengajak anak bangun Shubuh? Berikut kiat-kiatnya bisa ditempuh.
  1. Ucapkan kata-kata yang lemah lembut.
  2. Usaplah punggung dan kepalanya.
  3. Biarkan ia tertidur sebentar, kembalilah bangunkan setelah lima menit kemudian (jika memang ada keluasan waktu).
  4. Nyalakanlah lampu kamar.
  5. Percikkanlah air ke wajahnya jika memang masih susah dibangunkan.
  6. Berikanlah kata-kata motivasi dengan membacakan beberapa dalil pendek seperti “Nak bangunlah, shalat akan menjadi cahaya di alam kubur kelak”, atau “Bangun nak, tidak ada pilihan kelak kecuali surga dan neraka”.
  7. Singkap selimutnya lalu goncangkan badan si anak dengan pelan-pelan.
  8. Jika anak sudah mulai membuka mata, ajaklah si anak bercanda.
  9. Ikutilah si anak jika sudah bangun supaya ia tidak tidur di lokasi yang lain.
  10. Jika semua cara telah ditempuh namun belum berhasil maka kita sebagai orang tua boleh melakukan pemukulan jika si anak sudah menginjak usia sepuluh tahun.
Moga dikaruniai anak yang jadi penyejuk mata.   —   Ruqoyyah.Com

Kesalahan Orang Tua, Enggan Membangunkan Anak Shubuh

Salah satu kesalahan orang tua adalah membiasakan anaknya tidak bangun Shubuh.

Padahal shalat Shubuh itu jika dijaga akan membuat anak itu mendapatkan jaminan Allah.

Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ فَلاَ يَطْلُبَنَّكُمُ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَىْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ

Barangsiapa yang shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim, no. 657). Jaminan Allah itu luar biasa sekali, bisa kesehatan, diselamatkan dari penyakit, diselamatkan dari gangguan, diselamatkan dari mara bahaya, dan lain-lain. Karena maksud hadits sifatnya umum.

Karenanya orang tua tidak baik memanjakan anaknya dengan enggan membangunkannya shalat Shubuh. Kadang orang tua beralasan, “Ah dia masih ngantuk, kasihan dibangunkan.”

Anehnya …

Kalau anak meminta mainan, bahkan ada yang merusak dan melalaikan, malah ketika itu dituruti.

Hati-hati jika terus mengikuti keinginan anak, karena ada yang sekedar nafsunya sehingga orang tua harus menimbang-nimbang manakah yang maslahat. Allah telah mengingatkan,

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun: 15).

Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya mengatakan bahwa harta dan anak adalah fitnah yaitu ujian dari Allah pada manusia untuk mengetahui siapa yang taat dan siapakah yang bermaksiat.  

 

Sejak kapan anak diajak bangun Shubuh?

 

Dalam hadits disebutkan,

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ

Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud, no. 495. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Kalau penulis sendiri terapkan pada anak laki-laki semenjak ia bisa diajak bangun Shubuh ketika usia TK, ia sudah diajak ke masjid dan shalat di samping ayahnya. Jadi lihat kemudahan masing-masing anak. Kalau sudah menginjak tujuh tahun sudah lebih pantas diajak oleh ayahnya ke masjid sehingga terbiasa sedari kecil untuk berjamaah.

Semoga Allah beri taufik dan hidayah pada anak-anak kita.

 


 

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Ruqoyyah.Com