LATEST ARTICLES

Ajari Anak Shalat Meski Sulit, Ini Hikmah Surah Thaha 132

Banyak orang tua menghadapi tantangan saat mengajak anak-anak untuk shalat, terutama karena sifat anak yang cenderung sulit diarahkan. Namun, kesabaran dan keteguhan dalam mendidik mereka tetap menjadi kewajiban yang tidak boleh diabaikan. Allah memerintahkan kita untuk mengajarkan shalat kepada keluarga dengan penuh kesabaran, sebagaimana disebutkan dalam Surah Thaha ayat 132. Allah Ta’ala berfirman,

وَامْرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاهِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نِحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلْتَّقْوَى

Dan perintahkanlah keluargamu untuk melaksanakan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, tetapi Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaha: 132)  

Penjelasan Ayat Berdasarkan Tafsir Ulama

1. Tafsir Al-Muyassar: Allah memerintahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memerintahkan keluarganya untuk mendirikan shalat dan bersabar dalam melakukannya. Allah menjelaskan bahwa rezeki bukanlah tanggung jawab manusia, melainkan merupakan karunia-Nya. Kesudahan yang baik di dunia dan akhirat diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa. 2. Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah: Dalam ayat ini, Allah menekankan pentingnya istiqamah dalam menjalankan shalat, baik bagi diri sendiri maupun keluarga. Rezeki bukan menjadi beban manusia karena Allah telah menjaminnya. Kesudahan yang baik berupa surga adalah balasan bagi mereka yang bertakwa dan menjalankan perintah Allah dengan penuh kesungguhan. 3. Tafsir Al-Mukhtashar: Rasulullah diperintahkan untuk mengajak keluarganya shalat dan bersabar atas pelaksanaannya. Allah menegaskan bahwa rezeki adalah tanggung jawab-Nya, bukan tanggung jawab manusia. Kesudahan yang baik akan diberikan kepada orang-orang yang bertakwa, yakni mereka yang taat kepada Allah dan meninggalkan larangan-Nya. 4. Tafsir Syaikh As-Sa’di: Ayat ini mengajarkan agar seseorang mengajak keluarganya shalat, baik shalat wajib maupun sunnah. Perintah ini mencakup pembelajaran tentang adab, rukun, serta hal-hal yang dapat menyempurnakan shalat. Menegakkan shalat memerlukan kesabaran dan perjuangan karena sifat manusia cenderung lalai. Allah menjamin rezeki bagi hamba-Nya, sehingga seorang Muslim lebih baik fokus pada ketaatan. Kesudahan yang baik, baik di dunia maupun akhirat, hanya diperuntukkan bagi mereka yang bertakwa, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang lain, “Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al-A’raf: 128).

Penjelasan Perbedaan Kata “Ishṭabir” dan “Ṣabara”

Kata اصطبر (ishṭabir) dan صبر (ṣabara) berasal dari akar kata yang sama, yaitu ص-ب-ر (ṣa-ba-ra), yang berarti “sabar” atau “menahan diri.” Meskipun serupa, keduanya memiliki perbedaan mendalam dalam penggunaannya:
  1. Ṣabara (صبر):
    • Asal Kata: Kata kerja dasar (fi’il tsulatsi mujarrad).
    • Makna: Menggambarkan sabar secara umum, baik dalam menghadapi cobaan, menahan diri dari kemarahan, atau bertahan dalam ketaatan.
    • Penggunaan dalam Al-Qur’an:
      • Contoh: “فَصَبْرٌ جَمِيلٌ” (QS Yusuf: 18) — “Maka kesabaran yang baik (adalah pilihanku).”
    • Nuansa: Mengacu pada sikap sabar yang tidak diiringi dengan keluhan atau keputusasaan.
  2. Ishṭabir (اصطبر):
    • Asal Kata: Bentuk fi’il tsulatsi mazid dengan tambahan “isti” yang menandakan intensitas atau usaha lebih keras.
    • Makna: Menggambarkan sabar dengan kesungguhan hati dan keteguhan yang luar biasa, terutama dalam menghadapi sesuatu yang berat.
    • Penggunaan dalam Al-Qur’an:
      • Contoh: “وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ” (QS Maryam: 65) — “Dan bersabarlah (dengan sungguh-sungguh) dalam beribadah kepada-Nya.”
    • Nuansa: Menunjukkan usaha sabar yang memerlukan daya tahan ekstra, terutama dalam menjalankan ibadah.
Perbedaan Utama:
  • Tingkat Kesungguhan: Ṣabara menggambarkan sabar secara umum, sedangkan ishṭabir menuntut kesabaran yang lebih besar dan intens.
  • Konteks Penggunaan: Ṣabara digunakan untuk situasi umum, sementara ishṭabir digunakan untuk konteks yang lebih spesifik, seperti ketaatan dalam ibadah.
  • Nuansa Makna: Ṣabara menggambarkan keadaan sabar, sementara ishṭabir menggambarkan proses aktif dan perjuangan untuk tetap sabar.
 

Kesimpulan

  1. Shalat adalah Perintah Utama: Orang tua harus memerintahkan anak-anaknya untuk mendirikan shalat meskipun itu sulit. Kesabaran adalah kunci dalam membimbing anak agar konsisten dalam ibadah.
  2. Rezeki adalah Jaminan Allah: Shalat akan mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, “Ketika kamu mengerjakan shalat, maka rezeki akan datang kepadamu dari arah yang tidak kamu sangka.”
  3. Kesabaran dalam Pendidikan: Menanamkan kebiasaan shalat membutuhkan waktu, pengulangan, dan kesabaran. Orang tua harus menjadi teladan dengan menjalankan shalat secara konsisten dan melibatkan anak dalam ibadah sejak dini.
  4. Kesabaran Ekstra dalam Mendidik Anak: Kata “ishṭabir” menunjukkan bahwa mendidik anak dalam hal ibadah, khususnya shalat, membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Orang tua harus bersungguh-sungguh dan berjuang untuk memastikan anak-anak terbiasa dengan kewajiban ini, meskipun memerlukan usaha yang berat.
  5. Pentingnya Istiqamah: Selain memerintahkan, orang tua harus terus memotivasi dan mengingatkan anak-anak untuk tetap istiqamah dalam menjalankan shalat, baik dalam kondisi mudah maupun sulit.
  6. Rezeki Berkah dari Ketaatan: Ayat ini mengajarkan bahwa rezeki tidak hanya berupa materi, tetapi juga keberkahan dalam hidup yang berasal dari ketaatan kepada Allah, terutama melalui shalat.
  7. Ketakwaan adalah Kunci Sukses: Kesudahan yang baik di dunia dan akhirat hanya diperuntukkan bagi mereka yang bertakwa. Ini menekankan pentingnya mendidik anak untuk bertakwa melalui ibadah shalat dan nilai-nilai Islami lainnya.
  8. Shalat Sebagai Pilar Utama Agama: Jika shalat ditegakkan dengan baik, ibadah lainnya akan lebih terjaga. Namun, jika shalat diabaikan, ibadah lainnya pun cenderung akan terbengkalai.
Dengan menanamkan pentingnya shalat kepada keluarga, seorang Muslim tidak hanya melaksanakan perintah Allah tetapi juga memastikan keberkahan hidup di dunia dan akhirat.   – Ditulis di Darush Sholihin Gunungkidul, 25 Jumadal Akhir 1446 H, 27 Desember 2024 Dr. Muhammad Abduh Tuasikal (Pakar Manajemen TPA) Artikel Ruqoyyah.Com

Sejarah Nabi Muhammad Secara Ringkas, Orang Tua, Keluarga, dan Kerabat Nabi

Bagaimana sejarah Nabi Muhammad sejak lahir hingga wafat? Yuk dalami dari tulisan berikut ini. Semoga bermanfaat ya.
  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai nama lengkap : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib. Secara nasab: Muhammadbin ‘Abdullah bin ‘Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusaiy bin Kilab bin Murroh bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan
  2. Nama Ayahnya : Abdullah bin Abdul Muththalib.
  3. Nama Ibunya : Aminah binti Wahab.
  4. Beliau lahir pada hari Senin, malam 12 Rabiul Awal di Makkah tahun 571 masehi atau biasa disebut Tahun Gajah. Karena pada tahun tersebut datang pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah dari negeri Habasyah untuk merobohkan Ka’bah.
  5. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dibesarkan di Makkah sebagai anak yatim, karena ayahnya wafat di Madinah saat beliau dikandungan ibunya dalam usia 2 bulan.
  6. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam disusui oleh Halimah binti Abi Dzuaib As-Sa’diyah selama 5 tahun.
  7. Saat beliau berusia 6 tahun ibunya meninggal, dan kemudian beliau diasuh oleh Ummu Aiman di bawah tanggungan kakeknya. Hal tersebut berlangsung selama 2 tahun.
  8. Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 8 tahun kakeknya meninggal dan kemudian diasuh oleh pamannya Abu Thalib.
  9. Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 12 tahun, beliau diajak berdagang ke negeri Syam oleh pamannya Abu Thalib, dan kemudian bertemu dengan pendeta Buhaira.
  10. Pada tahun kelima belas, beliau pernah ikut dalam peperangan fijar yang terjadi disuatu disuatu tempat antara Nahlah dan Thaif.
  11. Ketika beliau berusia 25 tahun, beliau kembali melakukan perjalanan ke Syam dengan membawa barang dagangan milik Khadijah binti Khuwailid ditemani oleh Maisarah. Dan kemudian bertemu dengan rahib bernama Nasthur, dan ia pun memahami adanya keistimewaan pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  12. Setelah pulang dari negeri Syam beliau menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, yaitu dua bulan sesudah kedatangannya. Saat itu usia Khadijah 40 tahun.Kemudian dikaruniai dua putra (Al Qasim dan Abdullah) dan empat putri (Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah), ketiga putranya (termasuk Ibrahim, putra dari Mariyah) meninggal waktu kecil.
  13. Keempat putrinya hidup sampai mereka besar, dan kemudian : – Zainab menikah dengan Abil Aash ibnu Rabi’ – Ruqayyah menikah dengan Utbah bin Abi Lahab – Ummu Kultsum menikah dengan Utaibah bin Abi Lahab (Kemudian Ruqayyah dan Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan) – Fatimah Az Zahra menikah dengan Ali bin Abi Thalib.
  14. Pada usia 35 tahun Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dipercaya untuk meletakkan batu Hajar Aswad di Ka’bah.
  15. Pada usia 40 tahun beliau menyendiri di Gua Hira’ dan kemudian menerima wahyu yang pertama yang diturunkan oleh malaikat jibril yaitu Surah Al-‘Alaq ayat 1-5. Kemudian turunlah wahyu kedua yaitu surah Al-Mudattsir ayat 1-7. Kemudian setelah itu, wahyu berangsur-angsur turun.
  16. Selama 3 tahun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah secara sembunyi-sembunyi kemudian turun surah Al-Hijr ayat 94, lalu beliau disuruh berdakwah secara terang-terangan.
  17. Pada tahun ke 10 terjadi peristiwa “Amul Huzni” yaitu wafatnya Abu Thalib dan Khadijah. Kemudian terjadi peristiwa Isra’ Mi’raj (untuk melakukan perintah shalat 5 waktu).
  18. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengikuti perang (disebut ghazwah) sebanyak 25 kali (ada juga yang berpendapat 27 kali). Ada juga peperangan kecil (tidak diikuti oleh Nabi, tetapi dipimpin oleh sahabat Nabi, disebut sariyyah) sebanyak 56 kali. Nabi Muhammad tidak kontak senjata kecuali dalam sembilan peperangan:
    1. Perang Badar
    2. Perang Uhud
    3. Perang Khandaq 
    4. Perang Bani Quraizah
    5. Perang Bani Musthaliq
    6. Perang Khaibar
    7. Fathul Makkah
    8. Perang Hunain
    9. Perang Thai’f
  19. Pada tahun 10 hijriyah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan Haji Wada’.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berumrah sebanyak 4 kali setelah Hijrah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berhaji itu sekali yaitu Haji Wada’ pada tahun 10 Hijriyah.  *Catatan dari Tahdzib As-Sirah An-Nabawiyyah: Empat kali umrah adalah tiga di bulan Dzulqa’dah yaitu umrah Hudaibiyyah, umrah Qadha’, dan umrah dari Ji’ranah setelah membagi-bagi harta rampasan perang Hunain. Sedangkan keempatnya bersamaan dengan haji. 11. Setelah itu beliau jatuh sakit dan beliau wafat pada usia 63 tahun yang bertepatan pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu dhuha.   Istri-Istri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam Istri Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam ada 11. Dua di antaranya wafat sebelum Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yaitu Khadijah binti Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah. Sembilan lainnya wafat setelah beliau shallallahu ’alaihi wa sallam yaitu: 1. Aisyah 2. Saudah 3. Hafshah 4. Maimunah 5. Ummu Habibah (Ramlah) 6. Zainab binti Jahsy 7. Ummu Salamah 8. Juwairiyah 9. Shafiyyah Budak wanita milik beliau ada empat, di antaranya adalah Mariyah Qibthiyyah.   Urutan tahun pernikahan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan istri-istrinya:
  1. Khadijah binti Khuwailid (tahun pernikahan: 25 tahun Gajah)
  2. Saudah binti Zam’ah (tahun pernikahan: 10/ 11 kenabian)
  3. ‘Aisyah binti Abu Bakr (tahun pernikahan: 10/ 11 kenabian)
  4. Hafsah binti Umar (tahun pernikahan: 2/3 Hijriyah)
  5. Zainab binti Khuzaimah (tahun pernikahan: 3 Hijriyah)
  6. Ummu Salamah (tahun pernikahan: 4/ 3 Hijriyah)
  7. Zainab binti Jahsy (tahun pernikahan: 5/ 4/ 3 Hijriyah)
  8. Juwairiyyah binti Al-harits (tahun pernikahan: 6/5 Hijriyah)
  9. Ummu Habibah (tahun pernikahan: 5 Hijriyah)*
  10. Shafiyah binti Huyay (tahun pernikahan: 7 Hijriyah)
  11. Maimunah binti Al-harits (tahun pernikahan: 7 Hijriyah)
*Disebutkan dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah tahun 5 Hijriyah, walaupun ada yang mengatakan tahun 7 H.   Putra dan Putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  Anak-anak beliau shallallahu ’alaihi wa sallam berjumlah tujuh, tiga laki-laki wafat saat kecil, yaitu: – Qasim – Ibrahim – Abdullah Empat di antaranya perempuan, mereka adalah 1. Zainab, menikah dengan Abul ‘Ash bin Rabi’ 2. Ruqayyah, menikah dengan Utsman bin ‘Affan 3. Ummu Kultsum, menikah dengan Utsman setelah wafat Ruqoyyah 4. Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib Semua anak beliau berasal dari Khadijah radhiyallahu ‘anha kecuali Ibrahim yang ibunya adalah Mariyah Qibthiyyah.   Keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  Paman-paman beliau shallallahu ’alaihi wa sallam ada 11 orang. Di antaranya Hamzah, Abbas, dan Abu Thalib. Bibi-bibi beliau ada 6 orang, di antaranya adalah Shafiyyah, Ibu Zubair bin Awwam. Saudara laki-laki dari ibu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ada tiga orang dan saudara perempuan dari ibu ada seorang.   Perang Penting di Masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  Ada 27 perang yang diikuti oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam (disebut: ghazwah), perang yang paling penting adalah: 1. Perang Badar Al-Kubra (2 H) 2. Perang Uhud (3 H) 3. Perang Khandaq/ Ahzab (5 H) 4. Perang Hudaibiyah (6 H) 5. Perang Fathu Makkah (8 H) 6. Perang Tabuk (9 H) Selain itu ada sariyyah (perang yang tidak dihadiri oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam) ada 35 perang.   Artikel Ruqoyyah.Com

6 Hukuman bagi yang Hubungan Intim di Siang Hari Ramadhan

Inilah hukuman berat yang diterima oleh yang melakukan hubungan intim di siang hari Ramadhan. Hukuman beratnya adalah:
  1. Puasa batal
  2. Wajib qadha’ puasa
  3. Bayar kafarat besar: (a) memerdekakan seorang budak mukmin, (b) jika tidak mampu, berpuasa dua bulan berturut-turut, (c) jika tidak mampu, memberi makan kepada 60 orang miskin masing-masing 1 mud.
  4. Berdosa
  5. Kena hukuman peringatan (ta’zir)
  6. Imsak, yaitu menahan diri dari pembatal puasa hingga terbenamnya matahari.
Solusinya agar tidak terjadi hubungan intim di siang hari Ramadhan adalah SABAR.   Sumber rujukan: Safinah An-Naja’ dan Nail Ar-Raja’. – Muhammad Abduh Tuasikal  Artikel Ruqoyyah.Com

Sejarah Ringkas Nabi Muhammad dari Lahir Hingga Meninggal Dunia

  – Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam adalah keturunan Quraisy. – Beliau berkulit putih kemerah-merahan. – Beliau adalah penutup para nabi dan rasul. – Nabi Muhammad lahir di Makkah dan diutus sebagai nabi di sana. – Lalu Nabi Muhammad hijrah ke Madinah dan meninggal dunia serta dikuburkan di Madinah. – Syariat Nabi Muhammad menghapus syariat sebelumnya dan akan langgeng hingga hari kiamat. – Nama beliau: Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusaiy bin Kilab bin Murroh bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan – Ibu beliau adalah Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhroh bin Kilab. Beliau lahir tanggal 12 Rabiul Awwal di tahun gajah dan beliau diutus sebagai nabi pada tahun 41 menurut tahun gajah pada usia 40 tahun. Hijrahnya di tahun ke-13 dari diangkat sebagai nabi. Beliau wafat pada tahun ke-10 Hijriyah, pada usia 63 tahun. Ayah beliau shallallahu ’alaihi wa sallam wafat, sedangkan ibunya masih hamil dirinya. Sebagian mengatakan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam saat itu berumur dua bulan. Ibunya wafat saat beliau shallallahu ’alaihi wa sallam berusia 6 tahun. Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lalu diasuh oleh kakeknya ‘Abdul Mutthalib yang kemudian wafat saat usia beliau shallallahu ’alaihi wa sallam berumur 8 tahun. Selanjutnya beliau diasuh paman beliau, Abu Thalib.  Istri Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam ada 11. Dua di antaranya wafat sebelum Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yaitu Khadijah binti Khuwailid dan Zainab binti Khuzaimah. Sembilan lainnya wafat setelah beliau shallallahu ’alaihi wa sallam yaitu: 1. Aisyah 2. Saudah 3. Hafshah 4. Maimunah 5. Ummu Habibah (Ramlah) 6. Zainab binti Jahsy 7. Ummu Salamah 8. Juwairiyah 9. Shafiyyah Budak wanita milik beliau ada empat, di antaranya adalah Mariyah Qibthiyyah. Anak-anak beliau shallallahu ’alaihi wa sallam berjumlah tujuh, tiga laki-laki wafat saat kecil, yaitu: – Qasim – Ibrahim – Abdullah Empat di antaranya perempuan, mereka adalah 1. Zainab, menikah dengan Abul ‘Ash bin Rabi’ 2. Ruqayyah, menikah dengan Utsman bin ‘Affan 3. Ummu Kultsum, menikah dengan Utsman setelah wafat Ruqoyyah 4. Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib Semua anak beliau berasal dari Khadijah radhiyallahu ‘anha kecuali Ibrahim yang ibunya adalah Mariyah Qibthiyyah. Paman-paman beliau shallallahu ’alaihi wa sallam ada 11 orang. Di antaranya Hamzah, Abbas, dan Abu Thalib. Bibi-bibi beliau ada 6 orang, di antaranya adalah Shafiyyah, Ibu Zubair bin Awwam. Saudara laki-laki dari ibu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ada tiga orang dan saudara perempuan dari ibu ada seorang. Ada 27 perang yang diikuti oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam (disebut: ghazwah), perang yang paling penting adalah: 1. Perang Badar Al-Kubra (2 H) 2. Perang Uhud (3 H) 3. Perang Khandaq/ Ahzab (5 H) 4. Perang Hudaibiyah (6 H) 5. Perang Fathu Makkah (8 H) 6. Perang Tabuk (9 H) Selain itu ada sariyyah (perang yang tidak dihadiri oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam) ada 35 perang. Diringkas oleh: Muhammad Abduh Tuasikal  Sumber rujukan: Nail Ar-Raja’ bi Syarh Safinah An-Naja’ karya Syaikh Ahmad bin ‘Umar Asy-Syathiri, terbitan Dar Al-Minhaj.   Artikel Ruqoyyah.Com

Anak Saleh Belajar Qurban

Ini beberapa catatan tentang qurban untuk dipahamkan kepada anak kita.  

Hewan qurban

 1. Unta: minimal 5 tahun  2. Sapi: minimal 2 tahun   3. Kambing: minimal 1 tahun 
  • Unta dan sapi boleh patungan 7 orang
  • Kambing untuk 1 orang (bisa diniatkan satu keluarga)
 

Syarat mampu berqurban

Memiliki harta lebih dari nafkah keluarga   

Waktu penyembelihan qurban

 • Iduladha (10 Dzulhijjah)  • Hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah)  

Syarat penyembelih qurban

 1. Berakal   2. Baligh/ tamyiz  3. Muslim atau ahli kitab (Yahudi/ Nashrani)  

Adab penyembelihan hewan

 1. Pakai pisau tajam  2. Tidak boleh menyakiti heewan   

Hasil qurban

 1. Dicicipi  2. Dijadikan hadiah  3. Disedekahkan  

Catatan:

TIDAK BOLEH SHAHIBUL QURBAN MENJUAL HASIL QURBAN APA PUN ITU. — Penulis: Ruwaifi Tuasikal Catatan kajian anak bersama Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal Senin, 9 Dzulhijjah 1442 H Artikel Ruqoyyah.Com

Mengajarkan Anak Takbir Awal Dzulhijjah

Ini adalah salah satu sunnah di awal Dzulhijjah yaitu bertakbir. Bagaimana cara mengajarkan anak kita untuk memahami hal ini?   Asalnya anak dididik itu dengan cara:
  1. Keteladanan
  2. Kebiasaan
  3. Nasihat
  4. Peringatan
  5. Hukuman
Hal ini diterangkan secara garis besar oleh Syaikh Dr. ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam Tarbiyyah Al-Awlad fii Al-Islam (2:475). Pengajaran anak terhadap amalan sunnah pada awal Dzulhijjah bisa lewat keteladanan dan pembiasaan. Keteladanan ini yang dicontohkan oleh Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah sebagaimana riwayat berikut ini. Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin ‘Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah. (Dikeluarkan oleh Bukhari tanpa sanad (mu’allaq), pada Bab “Keutamaan beramal di hari tasyriq”) Takbir awal Dzulhijjah adalah takbir bebas, kapan saja, di mana saja. Takbir ini adalah implementasi dari ayat,

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan.” (QS. Al Hajj: 28). “Ayyam ma’lumaat” menurut salah satu penafsiran adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Pendapat ini adalah pendapat jumhur (mayoritas) ulama di antaranya Ibnu ‘Umar, Ibnu ‘Abbas, Al-Hasan Al-Bashri, ‘Atho’, Mujahid, ‘Ikrimah, Qotadah dan An-Nakho’i, termasuk pula pendapat Abu Hanifah, Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad (pendapat yang masyhur dari beliau). Lihat perkataan Ibnu Rajab Al Hambali dalam Lathoif Al-Ma’arif, hlm. 462 dan 471.  

Contoh mengajarkan

Ruwaifi lagi bermain di rumah. Ayah: Ifi, jangan lupa takbir! Ruwaifi: Njih. Ayah: Emangnya takbir apa, Ifi? Ruwaifi: Takbir awal Dzulhijjah. Lantas ayah menuntun takbir hingga tiga kali: ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, LAA ILAHA ILLALLAH, ALLAHU AKBAR, WA LILLAHIL HAMD. Sambil bermain pun, anak masih bisa bertakbir awal Dzulhijjah. Semoga ayah bunda bisa mengajarkan pada putra putri tercinta. — Muhammad Abduh Tuasikal Jumat Pagi, 6 Dzulhijjah 1442 H Artikel Ruqoyyah.Com

Di Kamar Mandi Ada Setannya

Ingat yah, ayah bunda, di kamar mandi itu ada setannya. Sehingga ketika kita masuk kamar mandi dianjurkan untuk membaca doa sebagaimana diajarkan dalam hadits berikut ini. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ »

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAITS (artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan).” (HR. Bukhari, no. 142 dan Muslim, no. 375) Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan hafizhahullah menerangkan dalam Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram (1:363), “Kata ‘khubutsi’ adalah bentuk jamak dari kata khobits, yang dimaksud adalah setan laki-laki. Kata ‘khobaits’ adalah bentuk jamak dari kata khobitsah, yang dimaksud adalah setan perempuan. Bisa juga dibaca ‘khubtsi’ artinya kejelekan, sedangkan ‘khabaits’ berarti yang memiliki kejelekan. Bacaan ini berarti meminta perlindungan dari kejelekan dan pelaku kejelekan. Al-Khathabi mengatakan bahwa lebih tepat dibaca khubutsi. Sedangkan kalau disebutkan bahwa kebanyakan ulama hadits membacanya khubtsi, ini tidaklah tepat. Intinya, dua cara baca dengan khubutsi dan khubtsi sama-sama dibolehkan.” Dari hadits di atas, kita dapat simpulkan bahwa di kamar mandi itu ada setannya. Untuk melindungi dari gangguan setan, bacalah doa sebelum masuk kamar mandi atau toilet. Ada hadits lagi yang menyebutkan bahwa kita bisa selamat dari pandangan setan jika membaca “bismillah” ketika masuk kamar mandi. Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِى آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ الْخَلاَءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ

Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan ‘BISMILLAH’.” (HR. Tirmidzi, no. 606, dari ‘Ali bin Abi Thalib. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih). Kesimpulannya, ketika masuk kamar mandi atau toilet jangan lupa membaca “BISMILLAH, ALLOHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAITS” agar selamat dari gangguan setan.   Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Jangan Jadi Toxic Parents, Begitu Pula Dayyuts

Toxic parents adalah tipe orang tua yang mengatur anak sesuai dengan kemauannya tanpa menghargai perasaan dan pendapat sang anak. Kondisi ini bisa membuat anak merasa terkekang dan ketakutan. Bahkan, tak jarang anak tumbuh menjadi pribadi yang sering menyalahkan diri sendiri dan memiliki rasa percaya diri yang rendah.

Apa saja ciri-ciri toxic parents?

1. Memiliki ekspektasi berlebihan terhadap masa depan anak.  2. Membentak anak ketika sedang marah. Padahal sebenarnya seperti itu tidak akan membuat anak menjadi takut dan menurut.   Namun, tidak selamanya orang tua harus menuruti anak. Contoh perbuatan orang tua yang menuruti anak dan ini keliru, bahkan termasuk orang tua yang DAYYUTS (membiarkan anak dalam maksiat) adalah: 1. Memanjakan anak, membiarkannya tidak shalat, terutama enggan membangunkan shalat Shubuh. Akhirnya, anak sampai besar malas perhatikan shalat. 2. Menuruti semua keinginan dan cita-cita anak seperti membeli alat musik dan menjadi musisi. 3. Membiarkan anak bebas bergaul dengan lawan jenis, dengan jalan pacaran. 4. Membiarkan anak yang sudah baligh enggan berjilbab. Ancaman bagi ortu yang dayyuts …

ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالْدَّيُّوثُ الَّذِى يُقِرُّ فِى أَهْلِهِ الْخُبْثَ

Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.” (HR. Ahmad 2:69. Hadits ini sahih dilihat dari jalur lain) Dayyuts adalah orang tua yang tidak peduli bila melihat anggota keluarganya berbuat maksiat.

Baca juga: Tipe Suami yang Tidak Punya Rasa Cemburu (Dayyuts)

Semoga Allah beri taufik agar kita menjadi orang tua terbaik untuk anak-anak kita. — Disusun di Darush Sholihin Gunungkidul, 8 Dzulqa’dah 1442 H, 18 Juni 2021 Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Letak Kebahagiaan itu Bukan pada Kemewahan Dunia

Wahai para ayah, para suami … Istri Anda diberi TV LED 42 inch di rumah, punya mobil mewah, pakaian yang mahal dan tampil menawan. Sedangkan Anda sebagai suami masih shalat bolong-bolong, jauh dari Al-Qur’an, azan masjid pun tak pernah dijawab dan dihadiri, lebih-lebih lagi tak kenal majelis ilmu dan tak menghadirinya. Hati Anda sebenarnya sedang dipenjara karena tak mengenal Allah. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sebenarnya orang yang dikatakan dipenjara adalah orang yang hatinya tertutup dari mengenal Allah ‘azza wa jalla. Sedangkan orang yang ditawan adalah orang yang masih terus menuruti (menawan) hawa nafsunya (pada kesesatan)” (Shahih Al-Wabil Ash-Shayyib) Coba renungkan pula hadits bahwa harta itu bukanlah jadi standar bahagia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ 

Yang namanya kaya bukanlah dengan memiliki banyak harta, akan tetapi yang namanya kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446, Muslim no. 1051, Tirmidzi no. 2373, Ibnu Majah no. 4137). Para salaf mengatakan,

لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ

Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang.” Moga Allah beri taufik pada para suami, para ayah, dan kita semua. — Muhammad Abduh Tuasikal  Ruqoyyah.Com

Usahakan Anak Sekolah Tidak Tidur Larut Malam, Ini Bahayanya

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri mengajarkan tidur pada awal malam, menghindari begadang. Dari Abu Ishaq, beliau berkata bahwa beliau menanyakan kepada Al-Aswad bin Yazid tentang perkataan ‘Aisyah mengenai shalat malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. ‘Aisyah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa tidur di awal malam dan beliau menghidupkan akhir malam (dengan shalat).” (HR. Muslim, no. 739) Begadang tanpa keperluan itu tidak baik. Diriwayatkan dari Abi Barzah, beliau berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari, no. 568) Ibnu Baththal rahimahullah menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka begadang setelah shalat ‘Isya karena beliau sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir jika sampai luput dari shalat shubuh berjama’ah. ‘Umar bin Al-Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang setelah shalat Isya, beliau mengatakan, “Apakah kalian sekarang begadang di awal malam, nanti di akhir malam tertidur lelap?!” (Syarh Al-Bukhari, Ibnu Baththal, 3:278, Asy-Syamilah)  

Ini akibatnya jika anak sekolah dibiarkan begadang:

1. Hormon pertumbuhan terganggu 2. Lebih berisiko mengalami obesitas di kemudian hari 3. Gampang marah dan mengganggu suasana hati 4. Mengantuk sepanjang hari 5. Sulit konsentrasi saat beraktivitas 6. Ini paling penting: ANAK AKAN SULIT BANGUN UNTUK SHALAT SHUBUH TEPAT WAKTU  

Catatan:

Orang tua juga harus memberi contoh kepada anak dalam hal ini karena anak paling mudah meniru orang tuanya sendiri yang bedagang hingga larut malam. Di samping itu, orang tua harus bersikap tegas untuk mengingatkan anak yang terus begadang.   Apa kiat-kiat Anda biar anak tidak tidur larut malam? Barangkali komentar Anda bisa bermanfaat untuk artikel berikutnya.Muhammad Abduh Tuasikal  Ruqoyyah.Com