Tiga Pilar Islam

Ayah bunda, kita bisa kenalkan lagi tiga pilar Islam pada anak kita. Islam itu kata Syaikh Muhammad At-Tamimi adalah:
  1. Al-istislaamu lillahi bit tauhiid, yaitu berserah diri kepada Allah dengan bertauhid.
  2. Al-inqiyadu lahu bith tho’ah, yaitu patuh kepada Allah dengan taat.
  3. Al-khulushu minasy syirki, yaitu lepas dari syirik.
Yang dimaksud berserah diri kepada Allah dengan bertauhid adalah taat dan merendahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, yaitu dengan mengesakan Allah dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya. Yang dimaksud patuh kepada Allah dengan ketaatan adalah patuh dalam perintah dan larangan, di mana bentuknya adalah dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Sedangkan yang dimaksud dengan lepas dari syirik adalah meninggalkan orang musyrik dan perbuatan syirik. Inilah yang menandakan Islamnya itu sempurna. Orang muslim itu tidak berserikat dengan orang musyrik dalam keyakinan, ucapan, dan amalan. Orang muslim itu tidak bersatu dalam tempat tinggal. Orang muslim juga tidak tasyabbuh (menyerupai) kebiasaan non-muslim. Orang muslim tidak meyakini apa yang diyakini non-muslim. Orang muslim juga tidak taklid (mengikuti tingkah laku) non-muslim. Contohilah Nabi Ibrahim dalam hal ini sebagaimana disebutkan dalam ayat,

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِىٓ إِبْرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ إِذْ قَالُوا۟ لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَءَٰٓؤُا۟ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ٱلْعَدَٰوَةُ وَٱلْبَغْضَآءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا۟ بِٱللَّهِ وَحْدَهُۥٓ

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 4) Semoga bermanfaat.  

Referensi: 

Hushul Al-Ma’mul bi Syarh Tsalatsah Al-Ushul. Cetakan kedua, Tahun 1430 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Maktabah Ar-Rusyd.   Ditulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Orang Tua Bilang Lagi OTW, Padahal Bohong

Ketika ditanya, “Sudah sampai mana?” Dijawab, “Lagi OTW.” Padahal masih di rumah, lagi ambil handuk, persiapan untuk mandi. Ini bohong gak yah? Bilang “On The Way”. Mending jujur aja deh. Kalau jadi orang tua, sekaligus mengajarkan anak di rumah untuk berlaku jujur. Siapa yang sering seperti ini? Padahal dilihat anak di rumah loh! Gak boleh bohong! Menurut Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, bohong (kadzib) adalah,

‎الإِخْبَارُ عَنِ الشَّيْءِ عَلَى خِلاَفِ مَا هُوَ، عَمْدًا كَانَ أَوْ سَهْوًا، سَوَاءٌ كَانَ الإِخْبَارُ عَنْ مَاضٍ أَوْ مُسْتَقْبَلٍ

“Mengabarkan sesuatu berbeda dengan kenyataan, sengaja ataukah lupa (tidak sengaja), baik pemberitaan masa lalu ataukah masa akan datang.” Allah Ta’ala berfirman,

وَيْلٌ لِّكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ

Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa.” (QS. Al-Jatsiyyah: 7). Affakin artinya berdusta dalam perkataan, atsiim artinya dusta dalam perbuatan. Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 824. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Tanda munafik ada tiga: jika berbicara, dusta; jika berjanji, ingkar; jika diberi amanat, ia khianat.” (HR. Bukhari, no. 33 dan Muslim, no. 59) Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

ُأَعْظَمُ الخَطَايَا الكَذِبُ، وَمَنْ يَعَفَّ يَعُفَّ اللهُ عَنْه

“Sebesar-besarnya dosa adalah dusta. Siapa yang menjaga diri dari yang haram, ia akan diberikan penjagaan oleh Allah.” (HR. Abu Nua’im dalam Al-Hilyah, 1:138) Yuk biasakan jujur, apalagi untuk mengajarkan anak-anak kita di rumah.   —- Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Siapa Saja Paman dan Bibi Nabi Muhammad?

Siapa yang menjadi paman dan bibi Nabi Muhammad? Berikut keterangan dari Imam Nawawi dalam kitab sirahnya yang telah diringkas.  

Paman Nabi Muhammad (saudara dari ayah Nabi Muhammad) :

  1. Al-Harits ( tertua )
  2. Qutsam
  3. Az-Zubair
  4. Hamzah (paling muda)
  5. Al-‘Abbas
  6. Abu Thalib
  7. Abu Lahab
  8. Abdul Ka’bah
  9. Hajl
  10. Dhirar
  11. Al-Ghaidaq
Dari 11 paman Nabi Muhammad hanya Hamzah dan Abbas yang masuk Islam. Hamzah adalah paman termuda dan menjadi saudara sepersusuan Nabi Muhammad. Abbas usianya lebih tua tiga tahun dari Nabi Muhammad. Abbas melanjutkan ayahanya  Abdul Muththalib untuk memberi minum dari air zam-zam.   

Bibi Nabi Muhammad (saudara perempuan dari ayah Nabi Muhammad) :

  1. Shafiyyah, ia adalah ibunda dari Az-Zubair bin Al-‘Awwam. Ia adalah saudara perempuan Hamzah yang seibu.
  2. Atikah, ia bermimpi melihat perang Badar.
  3. Barrah
  4. Arwa’
  5. Umaimah
  6. Ummu Hakim (Al-Baidha’).
Dari enam bibi Nabi Muhammad yang masuk Islam adalah Shafiyyah, ‘Atikah juga katanya masuk Islam.   Referensi: Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karya Imam Nawawi, Penerbit Pustaka Ibnu Umar —- Ditulis oleh: Ruwaifi Tuasikal Dikoreksi oleh:  Muhammad Abduh Tuasikal Catatan 27 Agustus 2020 Artikel Ruqoyyah.Com

Sekilas Tentang Putra dan Putri Nabi Muhammad

Siapa saja putra putri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?  

Putra-putra Nabi Muhammad

1. Al-Qasim • Lahir sebelum kenabian • Meninggal pada usia 2 Tahun • Ibunya adalah Khadijah 2. Abdullah ( Ath-Thayyib/ Ath-Thahir) • Lahir setelah kenabian • Ibunya adalah Khadijah 3. Ibrahim • Lahir pada tahun 8 H di Madinah • Meninggal dunia pada tahun 10 H (Umur: 17 atau 18 bulan ) • Ibunya adalah Mariah Al-Qibthiyyah (hamba sahaya milik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Iskandaria kepada Rasulullah).  

Putri-putri Nabi Muhammad

1. Zainab Menikah dengan Abul ‘Ash 2. Fathimah Menikah dengan Ali 3. Ruqayyah Menikah dengan Utsman 4. Ummu Kultsum Menikah dengan Utsman Utsman disebut Dzun Nuroin (pemilik dua cahaya) karena menikahi dua putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.   Tujuh anak ini dilahirkan oleh Khadijah kecuali Ibrahim. Tujuh anak ini juga meninggal dunia ketika Nabi Muhammad masih hidup kecuali Fathimah. Fathimah meninggal dunia enam bulan setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.  

Urutannya putra dan putri Nabi Muhammad dilihat dari kelahiran

 1. Al-Qasim  2. Zainab  3. Ruqayyah  4. Fathimah  5. Ummu Kultsum   6. Abdullah  7. Ibrahim   Referensi: Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karya Imam Nawawi, Penerbit Pustaka Ibnu Umar —- Ditulis oleh: Ruwaifi Tuasikal Dikoreksi oleh:  Muhammad Abduh Tuasikal Catatan 26 Agustus 2020 Artikel Ruqoyyah.Com

Bolehnya Memukul Anak

Apakah boleh memukul anak? Bagaimana aturannya? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ

“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun.” (HR. Abu Daud no. 495. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih). —- Ada pertanyaan yang masuk di situs islamweb: Ada orang tua memukul anaknya dengan tongkat dan semacamnya karena sering bertengkar dan mengganggu saudara yang lain di dalam rumah. Pukulan tersebut tidak sampai mencederai, tetapi anak tersebut merasa sakit dan terus menangis. Apakah seperti ini termasuk zalim dan akan dihisab berat di sisi Allah kelak? Jawaban awal yang diberikan di Islamweb: Jika anak tidak bisa dinasihati, sudah diingatkan berbuat baik dan jangan sampai berbuat kenakalan, sudah diberikan ancaman, bahkan sudah diingatkan keras, boleh saja memukul anak, tetapi bukan dengan pukulan keras yang membekas. Sifat pukulan adalah untuk mendidik. Ini termasuk usaha untuk memperbaiki anak menjadi lebih baik dan bukan termasuk bentuk zalim.  Dalam Al-Mawsu’ah Al-Fiqhiyyah disebutkan,

ضرب الأب، أو الأم ولدهما تأديبا

“Di antara bentuk hukuman yang disyariatkan adalah ayah atau ibu memukul anaknya dengan tujuan mendidik.” —- Referensi: https://www.islamweb.net/ar/fatwa/322105/شروط-جواز-ضرب-الأطفال —- Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Sifat Fisik Nabi Muhammad

Bagaimana sifat fisik Nabi Muhammad? Berikut disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Sirahnya.  
  1. Tidak terlalu tinggi tidak terlalu pendek
  2. Tidak terlalu putih dan tidak coklat
  3. Rambutnya tidak keriting dan tidak pula Lurus
  4. Uban beliau tidak lebih dari 20
  5. Tubuhnya bagus, dadanya lebar
  6. Rambut hingga pundak
  7. Jenggotnya lebat
  8. Wajahnya bulat
  9. Matanya sangat hitam 
  10. Bulu matanya panjang
  11. Wajahnya berbinar-binar, layaknya bulan purnama
  12. Di antara kedua pundak ada tanda kenabian
Nabi Muhammad sangat menyukai pakaian gamis berwarna putih. Beliau juga suka memakai baju yang warna hijau dan lainnya.   Referensi: Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karya Imam Nawawi, Penerbit Pustaka Ibnu Umar —- Ditulis oleh: Ruwaifi Tuasikal Dikoreksi oleh:  Muhammad Abduh Tuasikal Catatan 26 Agustus 2020   Ruqoyyah.Com

Tanggung Jawab Pendidikan Moral pada Anak

0
Perlu ada juga tanggung jawab pendidikan moral pada anak.

Masalah anak:

  1. Gemar berbohong
  2. Gemar mencuri
  3. Gemar mencaci dan mencela
  4. Kenakalan dan penyimpangan
  5. Suka membully

Bentuk tanggung jawab moral:

  1. Menghindarkan anak dari ikut-ikutan (taklid) yang jelek.
  2. Mencegah agar tidak tenggalam dalam kesenangan
  3. Melarang anak mendengar musik dan nyanyian
  4. Melarang anak laki-laki bergaya seperti perempuan (untuk hindari LGBT)
  5. Melarang anak perempuan untuk membuka aurat, diajarkan sudah terbiasa pakai jilbab sedari kecil
  6. Melarang anak perempuan tabarruj (dandan menor)
  7. Melarang anak untuk ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan)
    Referensi: Tarbiyatul Awlad fil Islam karya Syaikh Dr. ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan Terjemahan: Pendidikan Anak dalam Islam Penerbi Insan Kamil   Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com  

Tanggung Jawab Pendidikan Iman pada Anak Hingga Buku Akidah yang Bisa Diajarkan

0
Bagaimana tanggung jawab pendidikan anak dalam hal akidah dan iman? Tanggung jawab pendidikan iman pada anak adalah:
  1. Mengajarkan akidah dan tauhid
  2. Mengajarkan masalah halal dan haram setelah ia tumbuh dewasa
  3. Memerintahkan untuk ibadah ketika usia 7 tahun
  4. Mendidik anak untuk cinta nabi (jadikan nabi sebagai idola) dan cinta Al-Qur’an
  Batasan tanggung jawab terhadap iman
  1. Membina anak untuk selalu beriman kepada Allah
  2. Mengajarkan bahwa Allah punya kekuasaan terhadap alam semesta sehingga kita jadi tunduk pada Allah
  3. Mendidik anak bahwa Allah selalu mengawasi kita
  Buku-buku akidah yang bisa diajarkan
  1. Tsalatsatul Ushul (Tiga Landasa Utama) karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
  2. Qawaidul Arba’ (Empat Kaidah Memahami Tauhid dan Syirik) karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
  3. Hadits Arbain An-Nawawi (42 Hadits Pokok Masalah Akidah, Iman, dan Fikih) karya Imam Nawawi
  Referensi: Tarbiyatul Awlad fil Islam karya Syaikh Dr. ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan Terjemahan: Pendidikan Anak dalam Islam Penerbi Insan Kamil   Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com  

Nabi Muhammad Tumbuh Besar

Bagaimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tumbuh besar?  

Ibu susu Nabi Muhammad

  1. Tsuwaibah (bekas budak Abu Lahab)
  2. Halimah As-Sa’diyyah
  3. Ummu Ayman (sudah masuk Islam)
Nabi Muhammad kemudian diasuh oleh kakeknya (‘Abdul Muththalib), kemudian diasuh oleh pamannya Abu Thalib.    

Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau:

  1. Tidak pernah menyembah berhala
  2. Tidak pernah menghadiri acara kekafiran
  3. Nabi tidak pernah menghadiri pada pasar malam karena di tidurkan oleh Allah
  4. Nabi Muhammad tidak pernah minum khamar (minuman keras)
 

Nabi Muhammad dijuluki Al-Amiin (orang yang terpercaya)

Ketika usia 12 tahun, Abu Thalib ke Syam hingga sampai di Bushra lantas bertemu dengan pendeta Buhaira yang memberitahu Muhammad akan menjadi nabi dengan tanda:
  1. Pohon-pohon bersujud kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
  2. Ada juga disebut kenabian beliau dalam kitabnya Ahli Kitab
  Untuk kedua kalinya Nabi Muhammad pergi ke Syam bersama Maisarah (budak Khadijah) untuk membawa dagangan di pasar Bushra.  

Nabi Muhammad di usia 25 Tahun menikahi Khadijah.

 

Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah ditemani oleh:

  1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
  2. Amin bin Fuhairah
  3. Abdullah bin Al-Uraiqit Al-Laitsi
Semoga bermanfaat.     Referensi: Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karya Imam Nawawi, Penerbit Pustaka Ibnu Umar —- Ditulis oleh: Rumaysho Tuasikal Dikoreksi oleh:  Muhammad Abduh Tuasikal Catatan: 13 Muharram 1442 H, 31 Agustus 2020   Ruqoyyah.Com

Awal Kehidupan Rasulullah dari Sirah Nabi Imam Nawawi

Ayah Rasulullah yaitu ‘Abdullah wafat ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 28 bulan. Ibu Rasulullah yaitu Aminah wafat ketika Rasulullah berusia 6 tahun, ada juga yang mengatakan ketika berusia 4 tahun. Ibu Rasulullah wafat di daerah ‘Abwa (daerah diantara Mekkah dan Madinah). Kakek Rasulullah yaitu ‘Abdul Muththalib wafat ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 8 tahun, ada juga yang mengatakan ketika berusia 6 tahun. Setelah kakeknya wafat Rasulullah diasuh pamannya yaitu Abu Thalib. Rasulullah diangkat menjadi Nabi di usia 40 tahun. Beliau bermukim di Makkah setelah kenabian selama 13 tahun. Rasulullah bermukim di Madinah setelah hijrah selama 10 tahun. Rasulullah tiba dari hijrah di Madinah pada hari Senin 12 Rabiul Awwal.   Referensi: Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karya Imam Nawawi, Penerbit Pustaka Ibnu Umar —- Ditulis oleh: Rumaysho Tuasikal Dikoreksi oleh:  Muhammad Abduh Tuasikal Catatan: 1 Muharram 1442 H, 20 Agustus 2020   Ruqoyyah.Com