Ayah yang Super Sibuk

Inilah keadaan ayah sekarang yang super sibuk. 1. Ma, besok belanjanya sendirian aja ya, soalnya ayah mau pergi mancing dengan teman kantor. 2. Ma, itu Ruwaifi nangis, mungkin ngompol. Coba lihat dulu. Ayah lagi sibuk main game PUBG nih. Sebagian ayah lainnya:
  • Sibuk dengan hobi motor dan mobil.
  • Sibuk dengan lembur menanti Barcelona dan Real Madrid bertanding.
  Kami yakin kesibukan seorang ayah saat ini tidak lepas dari hal-hal di atas di luar ia bekerja, pasti ada yang seperti itu. Memang seperti itu kembali kepada masing-masing ayah. Namun, seharusnya ketika menjadi seorang ayah bisa mengesampingkan kepentingan pribadi. Bukankah waktu sebagai ayah sudah banyak habis untuk bekerja. Lalu kapan membantu mengurus anak jika tidak di rumah selepas bekerja? Lalu kapan menemani istri, belanja atau beri hiburan bagi yang dia yang bosan di rumah? Lalu kapan bersama keluarga?  Lalu kapan ngajar ngaji si bunda dan anak-anaknya?   Mau tahu hiburan apa yang diberikan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha? Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

جَاءَ حَبَشٌ يَزْفِنُونَ فِى يَوْمِ عِيدٍ فِى الْمَسْجِدِ فَدَعَانِى النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَوَضَعْتُ رَأْسِى عَلَى مَنْكِبِهِ فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ إِلَى لَعِبِهِمْ حَتَّى كُنْتُ أَنَا الَّتِى أَنْصَرِفُ عَنِ النَّظَرِ إِلَيْهِمْ.

“Ada orang-orang Habasyah menggerak-gerakkan badan (menari) pada hari Id di masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku. Aku meletakkan kepalaku di atas bahu beliau. Aku pun menyaksikan orang-orang Habasyah tersebut sampai aku sendiri yang memutuskan untuk tidak melihat lagi.” (HR. Muslim, no. 892) Yang dilakukan orang Habasyah adalah menari-nari dengan alat perang mereka sebagaimana disebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كانَ الحَبَشُ يلعبونَ بِحِرابِهم فَسَتَرنِي رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ وأنَا أنْظُرُ ، فمَا زِلْتُ أنظرُ حتَّى كنْتُ أنا أَنْصَرِفُ

“Orang-orang Habasyah bermain-main dengan alat perang mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menabiriku dan aku berusaha untuk tetap melihat. Hal ini terus berlangsung hingga aku sendiri yang memutuskan untuk tidak melihatnya lagi.” (HR. Bukhari, no. 5190). Sederhana sekali yah kalau kita lihat hiburan yang diberikan seorang Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pada istrinya tercinta Aisyah. Ini tak butuh modal banyak. Hanya menonton anak Habasyah bermain. Setelah itu, ‘Aisyah pun pergi. Sadarilah, Anda telah menjadi seorang ayah. Artinya, tanggung jawab Anda semakin besar. Tidak hanya istri yang juga dinafkahi, melainkan anak juga. Istri dan anak juga harus dapat perhatian. Jadi, berhentilah melakukan pembelaan diri dengan alasan klasik, sibuklah, banyak kerjaan lah, inilah dan itulah.  Moga Allah beri taufik dan hidayah bagi para ayah. — Di taman rumah @ Panggang Gunungkidul, 16 Dzulqa’dah 1441 H (7 Juli 2020) Yang ingin menjadi ayah idaman: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Apa Perbedaan Arsy dan Kursi Allah?

Apa itu Arsy? Apa itu Kursi? Apakah ada perbedaan?  

Ayat-ayat yang membicarakan tentang ‘Arsy dan Kursi Allah

Allah Ta’ala berfirman tentang ‘Arsy-Nya,

رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ

(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai ‘Arsy.” (QS. Al-Mu’min/ Ghafir: 15)

وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ

ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ

Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih. yang mempunyai ‘Arsy, lagi Maha Mulia.” (QS. Al-Buruj: 14-15)

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا

(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu.” (QS. Al-Mu’min/ Ghafir: 7) Juga disebutkan dalam hadits,

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقُوْلُ عِنْدَ الكَرْبِ : (( لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَظِيمُ الحَليمُ ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ ، لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ، وَرَبُّ الأَرْضِ، وَرَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengalami kesulitan, beliau mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLOH AL-‘AZHIIM AL-HALIIM, LAA ILAAHA ILLALLOH ROBBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIM. LAA ILAAHA ILLALLOH, ROBBUS SAMAAWAATI WA ROBBUL ARDHI WA ROBBUL ‘ARSYIL KARIIM. [Artinya: Tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah yang Maha Agung dan Maha Santun. Tiada ilah(sesembahan) yang berhak disembah selain Allah, Rabb yang menguasai ‘Arsy, yang Maha Agung. Tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah – (Dia) Rabb yang menguasai langit, (Dia) Rabb yang menguasai bumi, dan (Dia) Rabb yang menguasai ‘Arsy, lagi Mahamulia]. (HR. Bukhari, no. 6346 dan Muslim, no. 2730) Tentang Kursi Allah dibicarakan dalam ayat kursi berikut,

وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ

Kursi Allah meliputi langit dan bumi.” (QS. Al Baqarah: 255)    

Catatan tentang ‘Arsy Allah

Arsy itu makhluk Allah yang paling besar dan paling tinggi. Arsy itu meliputi semua makhluk, seperti atap bagi semua makhluk. (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 1:20) Arsy secara bahasa artinya singgasana bagi raja seperti singgasananya ratu Bilqis disebut dengan,

وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ

Ia mempunyai singgasana yang besar.” (QS. An-Naml: 23) (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 1:20) Di atas surga Firdaus itu masih ada ‘Arsy Ar-Rahman. Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِى سَبِيلِهِ ، كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ ، وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ

Sesungguhnya di surga itu ada 100 tingkatan yang telah Allah janjikan bagi para mujahid di jalan Allah. Jarak antara dua tingkatan adalah bagaikan jarak antara langit dan bumi. Jika kalian ingin meminta pada Allah, mintalah surga Firdaus. Surga Firdaus adalah surga yang paling utama dan paling tinggi, di atasnya adalah ‘Arsy Ar-Rahman, darinya pula mengalir sungai surga.” (HR. Bukhari, no. 7423) ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

بَيْنَ السَّماءِ الدُّنْيَا والَّتِي تَلِيْهَا خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ؛ وَبَيْنَ كُلِّ سَمَاءٍ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ، وَبَيْنَ السَّابِعَةِ وَالكُرْسِيِّ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ، وَبَيْنَ الكُرْسِيِّ وَالماَءِ خَمْسُ مِئَةِ عَامٍ؛ وَالكُرْسِيُّ فَوْقَ الماَءِ، وَاللهُ فَوْقَ الكُرْسِيِّ، ويَعْلَمُ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ.

Antara langit dunia dengan langit berikutnya berjarak lima ratus tahun, dan jarak antara masing-masing langit berjarak lima ratus tahun. Antara langit ketujuh dengan kursi berjarak lima ratus tahun. Sedangkan jarak antara kursi dengan air berjarak lima ratus tahun. Kursi berada di atas air, sedangkan Allah berada di atas Kursi. Allah Maha Mengetahui amalan yang kalian lakukan.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam At-Tauhid, hlm. 105; Al-Baihaqi dalam ‘Al-Asma wa Ash-Shifat, hlm. 401. Riwayat ini disahihkan oleh Ibnul Qayim dalam ‘Ijtima Juyusy Islamiyah’, hlm. 100 dan Adz-Dzahaby dalam ‘Al-Uluw’, hlm. 64. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih sebagaimana dalam Mukhtashar Al-‘Uluw, hlm. 103). Hadits ini ucapan Ibnu Mas’ud, namun dihukumi marfu’ (berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Al-Qaul Al-Mufid.  

Pemahaman ahli kalam yang keliru tentang ‘Arsy

Ada pemahaman keliru dari ahli kalam yang menyatakan ‘Arsy itu falakun mustadir atau alfalak at-taasi‘ (galaksi kesembilan) atau al-falak al-athlas, dinyatakan bahwa galaksi ini meliputi seluruh alam dari segala sisi. Ibnu Katsir menyanggah hal ini, beliau katakan bahwa hal ini tidaklah benar. Karena Allah Ta’ala menyatakan,

وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ

Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al-Haqqah: 17). Di sini menunjukkan bahwa ‘Arsy itu memiliki tiang-tiang yang dipikul oleh para malaikat. Galaksi tentu tidak demikian adanya.  
Kursi Allah itu tempat berpijaknya dua telapak kaki-Nya. Adapun ‘Arsy Allah hanya diketahui ukuran besarnya oleh Allah itu sendiri.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 2:282. Al-Hakim katakan bahwa hadits ini sesuai syarat Bukhari dan Muslim, walaupun tidak dikeluarkan oleh keduanya). Ada penjelasan tentang perbandingan ‘Arsy dan Kursi Allah dibandingkan dengan langit dan lainnya. Hal ini disebutkan dalam riwayat Abu Dzarr Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu. Ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Kursi Allah, beliau pun menjawab,

َّوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا السَّمَوَاتُ السَّبْعُ وَالاَرْضُوْنَ السَّبْعُ عِنْدَ الكُرْسِيِّ إِلاَّ كَحَلْقَةٍ مُلْقَاةٍ بِأَرْضِ فَلاَةٍ وَإِن فَضْلَ العَرْشِ عَلَى الكُرْسِيِّ كَفَضْلِ الفَلاَةِ عَلَى تِلْكَ الحَلْقَة

Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi itu sangat kecil dibandingkan dengan Kursi Allah, gambarannya seperti cincin yang dilemparkan di padang pasir. Sedangkan, ‘Arsy Allah itu jauh lebih besar dibandingkan Kursi Allah, gambarannya seperti padang pasir dibandingkan cincin tadi.” (HR. As-Suyuthi dalam Ad-Durul Mantsur, 1:328). Ini menunjukkan sangat besarnya ‘Arsy Allah dibandingkan dengan Kursi-Nya, lebih-lebih lagi dibandingkan dengan kita manusia yang super kecil.  

Pemahaman yang keliru tentang Kursi Allah

Para pakar ilmu astronomi yang mempelajari tentang benda langit, mereka menyatakan bahwa Kursi itu adalah galaksi kedelapan, mereka sebut dengan falak al-kawakib ats-tsawaabit. Pernyataan mereka ini jelas keliru. Sanggahannya, Kursi Allah sendiri begitu besar dibandingkan dengan langit dan bumi sebagaimana riwayat yang telah disebutkan di atas. Kursi di sini juga secara bahasa bukan bermakna galaksi (al-falak). Ulama salaf menyebutkan bahwa Kursi Allah adalah tempat berpijaknya Kaki Allah (sesuai Maha Kesempurnaan Allah). Kursi itu terletak di hadapan ‘Arsy seperti mirqoh (tangga) menuju ‘Arsy.   Moga sudah memahami dari tulisan ini mengenai perbedaan Kursi dan ‘Arsy Allah.  

Referensi:

Al-Bidayah wa An-Nihayah. Cetakan Tahun 1436 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar ‘Alam Al-Kutub.   Dicatat oleh Muhammad Abduh Tuasikal dari kajian WA Al-Bidayah wa An-Nihayah bersama Ustadz Abdullah Taslim, Lc., M.A., 15 Dzulqa’dah 1441 H Artikel Ruqoyyah.Com

Lima Pembatal Wudhu

Berikut adalah lima pembatal wudhu yang bisa diajarkan pada putra putri kita untuk diketahui.   Pertama: Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur (jalan depan atau jalan belakang). Misalnya: kencing, buang air besar, keluar kentut, mani, madzi, dan darah haid. Kedua: Hilang akal. – Keseluruhan: Gila, mabuk, atau pingsan. – Sementara: Tidur. Jika tidurnya berat, wudhunya batal. Akan tetapi, jika tidurnya ringan, wudhunya tidak batal. Ketiga: Menyentuh kemaluan dengan syahwat (nafsu). Keempat: Makan daging unta. Kelima: Murtad (keluar dari Islam).   Artikel Ruqoyyah.Com

Renovasi Ulang Kabah Saat Usia Nabi Muhammad 35 Tahun

Ada peristiwa besar yang terjadi ketika Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 35 tahun.
  • Renovasi Kabah terjadi 5 tahun sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi nabi atau bisa disebut juga setelah 10 tahun pernikahannya dengan Khadijah binti Khuwailid. Saat itu beliau berusia 35 tahun.
  • Kabah direnovasi karena sebelumnya terjadi banjir besar.
  • Dana untuk membangun Kabah diambil dari harta yang halal (tidak dibolehkan harta haram), sehingga dana untuk membangun Kabah itu terbatas.
  • Orang Quraisy bersengketa terkait dengan pemasangan Hajar Aswad.
  • Kemudian yang meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Muhammad.
 

Referensi:

  1. Al-Bidayah wa An-Nihayah. Cetakan Tahun 1436 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar ‘Alam Al-Kutub.
  2. Ringkasan Al-Bidayah wa An-Nihayah. Ibnu Katsir. Penerbit Insan Kamil.
  Disusun oleh: Rumaysho Fathmah Tuasikal   Dikoreksi ulang oleh: Muhammad Abduh Tuasikal — Artikel Ruqoyyah.Com

Menikahi Khadijah dan Sebelas Istri Nabi

Khadijah adalah seorang saudagar yang kaya. Ketika berita tentang kejujuran Nabi Muhammad telah sampai pada Khadijah, Nabi Muhammad dipercayakan oleh Khadijah untuk berdagang ke Syam. Khadijah juga mengutus pembantunya yang bernama Maysaroh untuk ikut berdagang bersama Nabi Muhammad ke Syam. Usia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menikahi Khadijah adalah 25 tahun. Sedangkan Khadijah saat itu berusia 40 tahun. Dari pernikahan dengan Khadijah Nabi Muhammad dikaruniai 6 anak yaitu 2 laki-laki dan 4 perempuan. Mereka adalah:
  1. Al-Qasim
  2. ‘Abdullah
  3. Zainab menikah dengan Abul ‘Ash
  4. Ruqoyyah menikah dengan Utsman bin ‘Affan
  5. Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin ‘Affan
  6. Fathimah menikah dengan ‘Ali bin Abi Thalib
Abdullah dan Qasim meninggal dunia ketika kecil. Salah satu putra lagi berasal dari budak beliau yaitu Mariyah Al-Qibthiyah bernama Ibrahim. Sedangkan istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara keseluruhan ada 11 yaitu:
  1. Khadijah binti Khuwailid (tahun pernikahan: 25 tahun Gajah)
  2. Saudah binti Zam’ah (tahun pernikahan: 10/ 11 kenabian)
  3. ‘Aisyah binti Abu Bakr (tahun pernikahan: 10/ 11 kenabian)
  4. Hafsah binti Umar (tahun pernikahan: 2/3 Hijriyah)
  5. Zainab binti Khuzaimah (tahun pernikahan: 3 Hijriyah)
  6. Ummu Salamah (tahun pernikahan: 4/ 3 Hijriyah)
  7. Zainab binti Jahsy (tahun pernikahan: 5/ 4/ 3 Hijriyah)
  8. Juwairiyyah binti Al-harits (tahun pernikahan: 6/5 Hijriyah)
  9. Ummu Habibah (tahun pernikahan: 5 Hijriyah)*
  10. Shafiyah binti Huyay (tahun pernikahan: 7 Hijriyah)
  11. Maimunah binti Al-harits (tahun pernikahan: 7 Hijriyah)
  *Disebutkan dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah tahun 5 Hijriyah, walaupun ada yang mengatakan tahun 7 H. Sumber catatan urutan di atas dari grup Telegram: https://t.me/UMMI_NUR  

Referensi:

  1. Al-Bidayah wa An-Nihayah. Cetakan Tahun 1436 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar ‘Alam Al-Kutub.
  2. Ringkasan Al-Bidayah wa An-Nihayah. Ibnu Katsir. Penerbit Insan Kamil.
  Disusun oleh: Rumaysho Fathmah Tuasikal   Dikoreksi ulang oleh: Muhammad Abduh Tuasikal — Artikel Ruqoyyah.Com

Tata Cara Wudhu untuk Anak

Yuk ayah bunda ajarkan wudhu pada anak-anak kita.  

Pengertian “wudhu”

Wudhu adalah mencuci anggota wudhu dengan cara yang diajarkan oleh syariat Islam.  

Tata cara wudhu

  1. Niat dalam hati.
  2. Membaca basmalah (ucapan “bismillah”).
  3. Meletakkan air di telapak tangan, lalu dengan air itu cuci kedua telapak tangan lalu sambung dengan telapak tangan kiri. Lakukan tiga kali (3x).
  4. Berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung (istinsyaq) serta mengeluarkannya juga dari lubang hidung (istinsar), lewat satu ciduk tangan (separuh untuk kumur-kumur, separuh untuk dihirup ke hidung). Lakukan tiga kali (3x).
  5. Membasuh muka atau wajah sebanyak 3 kali (3x). Yang dimaksud dengan “wajah” memiliki daerah lebar dan daerah tegak lurus. Lebar wajah adalah dari daerah yang berbatasan dengan telinga kanan sampai daerah yang berbatasan dengan telinga kiri. Tinggi wajah adalah dari daerah tumbuhnya rambut kepala (yang normal) sampai dagu.
  6. Membasuh tangan dari ujung jari sampai siku sebanyak tiga kali (3x). Mulailah dengan menyela-nyela jari, dimulai dari kanan.
  7. Membasuh kepala sebanyak satu kali (1x). Caranya, basahi kedua telapak tangan, kemudian usap kepala dengan kedua telapak tangan dari kepala bagian depan (tempat biasanya tumbuh rambut) hingga ke tengkuk, lalu kembali ke depan.
  8. Dilanjutkan membasuh telinga satu kali tanpa mengambil air yang baru, dengan memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga dan mengusap bagian luar telinga dengan ibu jari.
  9. Membasuh kedua kaki dari jari-jari sampai mata kaki, dengan menyela-nyela jari- Ini dilakukansebanyak tiga kali (3x).
  10. Membaca doa setelah wudhu.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH, WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSUULUH.   Artikel Ruqoyyah.Com

Banyak Anak Berarti Bertambah Beban dan Tanggung Jawab

Kita tidak pungkiri, memang benar bahwa banyak anak itu banyak rezeki. Sudah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya di sini:

Banyak Anak Lebih Baik

 

Namun ingat konsekuensi dari punya banyak anak adalah:

  1. Harus siap menanggung nafkah sesuai kemampuan
  2. Harus siap memberi pendidikan terbaik untuk anak, tentu juga sesuai kemampuan
  Kewajiban nafkah tetap ada sebagaimana disebutkan dalam ayat,

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آَتَاهُ اللَّهُ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آَتَاهَا

Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya” (QS. Ath-Thalaq: 7) Berarti di sini seorang ayah tetap bekerja untuk memudahkan ia menafkahi anak dan istrinya. Sedangkan perintah untuk mendidik anak adalah dari ayat,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6). Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir (7: 321), ‘Ali mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah,

أَدِّبُوْهُمْ وَعَلِّمُوْهُمْ

“Ajarilah adab dan agama pada mereka.” Tentang shalat pun diperintahkan diajak dan diajarkan sejak dini. Contohnya lagi, anak diajarkan dalam perihal shalat. Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya dari kakeknya radhiyallahu ‘anhu, beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ

Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Pukul mereka jika tidak mengerjakannya ketika mereka berumur 10 tahun. Pisahkanlah tempat-tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud no. 495. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).  

Walau demikian, jangan khawatir, Allah yang akan jamin rezeki jika ayah bunda sudah berusaha

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ ۖنَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ

Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al-An’am: 151)

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖنَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚإِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS. Al-Isra’: 31) Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan tentang kalimat “min imlaq” (karena miskin), Ibnu ‘Abbas, Qatadah, As-Sudi, dan selainnya, yang dimaksud imlaq adalah fakir (miskin). Artinya, jangan bunuh mereka (anak-anak) karena miskin. Sedangkan dalam  Al-Isra’ ayat 31, yang dimaksud adalah jangan bunuh mereka (anak-anak) karena takut miskin di masa akan datang. Maksud “nahnu narzuquhum wa iyyakum” (Kami yang beri rezeki kepada mereka dan kalian), didahulukan anak-anak dalam  Al-Isra’, menunjukkan perhatian pada rezeki mereka, yaitu jangan khawatir dengan kemiskinan kalian, ingatlah rezeki mereka ditanggung oleh Allah. Adapun  Al-An’am ayat 151 menunjukkan bahwa kemiskinan yang dimaksud adalah saat ini. Maka disebut “nahnu narzuqukum wa iyyahum” (Kami yang beri rezeki kepada kalian dan kepada mereka), karena yang lebih penting diberi rezeki adalah yang miskin. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 3:635. Moga Allah jadikan anak-anak kita menjadi qurrota a’yun, selalu menjadi penyejuk mata.   — Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Biografi Ringkas Nabi Ibrahim, Ismail, dan Ishaq

Mau tahu biografi tiga nabi besar ini? Coba baca ringkasannya.

Biografi ringkas Nabi Ibrahim

Hidup sekitar tahun: 1997 – 1870 sebelum Masehi (127 tahun) Dingkat jadi Nabi pada tahun: 1900 sebelum Masehi (97 tahun) Diutus pada kaum: Al-Kaldaniyun Tempat diutus: Madinah Aur Al-‘Iraqiyyah Penyebutan dalam Al-Qur’an: 69 kali Jumlah keturunan: 13 Mukjizat dan kelebihan beliau:
  • Khalilullah (kekasih Allah) dan bapak dari para nabi
  • Selamat dari pembakaran api oleh kaumnya
  • Membangun Kabah bersama anaknya
  • Diberi 10 shuhuf (lembaran wahyu)
Tempat wafatnya: Al-Khalil  

Biografi ringkas Nabi Ismail bin Ibrahim

Hidup sekitar tahun: 1911 – 1774 sebelum Masehi (137 tahun) Dingkat jadi Nabi pada tahun: 1850 sebelum Masehi (usia 61 tahun) Diutus pada kaum: kaum ‘Ad Tempat diutus: Makkah Al-Mukarramah Penyebutan dalam Al-Qur’an: 12 kali Jumlah keturunan: 12 anak laki-laki Mukjizat dan kelebihan beliau:
  • Allah memuliakannya ketika kecil dengan perantaraan keluarnya air zamzam yang penuh berkah dari kedua kakinya. Kisahnya panjang lebar ada di sini.
  • Ismail itu pemberani dan penyabar, dan membenarkan janji.
Dalam ayat disebutkan tentang Nabi Ismail:

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِسْمَٰعِيلَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُۥ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِۦ مَرْضِيًّا

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (QS. Maryam: 54-55) Tempat wafatnya: Makkah Al-Mukarramah  

Biografi ringkas Nabi Ishaq bin Ibrahim

Hidup sekitar tahun: 1892 – 1717 sebelum Masehi (175 tahun) Dingkat jadi Nabi pada tahun: 1800 sebelum Masehi (usia 92 tahun) Diutus pada kaum: Al-Kan’aniyyun Tempat diutus: Al-Khalil Penyebutan dalam Al-Qur’an: 17 kali Jumlah keturunan: 2 Mukjizat dan kelebihan beliau:
  • Ketika Ibrahim mencapai usia 100 tahun, lahir dari istri beliau Sarah yaitu Ishaq bin Ibrahim padahal ia sudah sepuh (berusia lanjut) dan divonis mandul.
  • Ishaq itu saleh, jujur, dan bawa berkah.
  • Ishaq itu lembah lembut dan penuh kasih sayang.
Tempat wafatnya: Al-Khalil  

Referensi:

Athlas Tarikh Al-Anbiya wa Ar-Rusul. Cetakan ketiga belas, 1438 H. Sami bin ‘Abdullah bin Ahmad Al-Malghuts. Penerbit Obekan.   Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Keturunan Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim ‘alaihis salam memiliki anak: Anak pertama: Ismail yang lahir dari kandungan Hajar Al-Qibthiyah Al-Misthiyah. Anak kedua: Ishaq yang lahir dari kandungan Sarah, putri pamannya. Selanjutnya Nabi Ibrahim menikah dengan Qathura binti Yaqthan Al-Kan’aniyah yang melahirkan enam anak:
  • Madyan
  • Zamran
  • Saraj
  • Yaqsyan
  • Nusyuq
  • Yang keenam tidak diketahui namanya
Kemudian Ibrahim menikah dengan Hajun binti Amin yang melahirkan lima anak:
  • Kisan
  • Suraj
  • Amin
  • Lathan
  • Nafis
Demikianlah diungkapkan oleh Abul Qasim As-Suhaily dalam kitabnya At-Ta’rij wa Al-I’lam.  

Tentang Ismail

Ismail adalah satu-satunya anak Ibrahim selama kurang lebih tiga belas tahun. Ismail dibawa hijrah oleh Ibrahim dan ibunya Hajar. Ismail kala itu adalah bayi yang masih menyusui. Ismail adalah orang yang pertama kali menaiki kuda. Sebelumnya, kuda adalah binatang buas, kemudian Ismail menjinakkannya dan menaikinya. Ismail juga adalah orang yang pertama kali berbicara dengan bahasa Arab yang fasih dan indah. Ismail awalnya menikah dengan Imarah binti Sa’d bin Usamah bin Akil Al-Amaliqiy. Lalu Ibrahim meminta menceraikannya. Selanjutnya Ismail menikah dengan As-Sayyidah binti Madhadh bin ‘Amr Al-Jurhumiy. Ada yang mengatakan bahwa wanita ini adalah istri ketiga Ismail. Dari dia lahirlah 12 anak laki-laki dari Ismail. Nama-nama anak dari Ismail adalah Nabit, Qaidzar, Izbil, Maisiy, Masma’, Masy, Dusha, Ayar, Yathur, Nabisy, Thima, dan Qadzama. Ismail adalah seorang rasul yang diutus ke Bani Jurhum, Al-‘Amaliq, dan penduduk Yaman. Di saat ajal dekat, Ismail berwasiat kepada saudaranya Ishaq untuk menikahkan putrinya, Nismah dengan keponakannya Al-‘Aish bin Ishaq. Dari keduanya, lahirlah bangsa Romawi atau yang disebut Bani Ashfar (ashfar artinya kuning), dikarenakan Al-‘Aish itu berkulit kuning. Darinya pula lahirlah bangsa Yunani. Di antara keturunan Al-‘Aish adalah bangsa Spanyol. Ismail dikubur di Hijr bersama ibunya, Hajar (yang saat ini disebut dengan Hijr Ismail). Ketika wafat, Ismail berusia 136 tahun.  

Tentang Ishaq

Ishaq menikah dengan Rifqa binti Batwayil. Usia Ishaq saat menikah adalah 40 tahun. Awalnya Rifqa itu mandul. Kemudian Ishaq berdoa kepada Allah agar diberi keturunan. Akhirnya doanya terkabul. Rifqa hamil, lalu Ishaq mendapat keturunan anak kembar yang bernama:
  1. ‘Ish
  2. Ya’qub*
*Diberi nama Ya’qub karena saat lahir Ya’qub memegang tumit saudaranya. Ishaq lebih senang pada ‘Ish. Sedangkan Rifqa lebih senang pada Ya’qub. Saat tua Ishaq sudah sulit melihat ‘Ish ingin membunuh Ya’qub karena cemburu. Kemudian Ya’qub pindah ke Harran ke tempat pamannya yaitu Laban untuk meredam marah saudaranya (‘Ish). Laban mempunyai dua anak perempuan yaitu Laya dan Rahil. Rahil lebih cantik dari Laya. Kemudian Ya’qub menikahi Laya. Setelah tujuh tahun, Ya’qub kemudian menikahi Rahil. Awalnyan Rahil mandul. Kemudian Rahil menyerahkan budaknya yang bernama  Bilha kepada Ya’qub sebagai istri ketiga. Laya juga menyerahkan budaknya (Zulfa) sebagai istri keempat. Kemudian semua istrinya memiliki anak kecuali Rahil. Tak lama kemudian, akhirnya Rahil melahirkan Yusuf dan yang terakhir adalah Binyamin. Istri Ya’qub:
  1. Laya memiliki 7 anak, ada yang menyebut 6 anak.
  2. Rahil memiliki 2 anak, Yusuf dan Binyamin.
  3. Bilha memiliki 1 anak.
  4. Zulfa memiliki 2 anak.
Total anaknya ada 12 dari 4 istri (bani israil). Nama lain Ya’qub adalah Israil. Ishaq meninggal dunia pada usia 180 tahun.  

Referensi:

  1. Al-Bidayah wa An-Nihayah. Cetakan Tahun 1436 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar ‘Alam Al-Kutub.
  2. Ringkasan Al-Bidayah wa An-Nihayah. Ibnu Katsir. Penerbit Insan Kamil.
  3. Kisah Para Nabi dan Rasul. Al-Hafizh Ibnu Katsir. Penerbit Pustaka As-Sunnah Jakarta.
 

Disusun oleh:

  1. Rumaysho Fathmah Tuasikal
  2. Ruwaifi’ Tuasikal
 

Dikoreksi ulang oleh:

Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com

Apa itu Agama Islam (Dinul Islam)?

Apa itu Dinul Islam? Pernah dengar kata “ad-diin”? Diin secara bahasa ada dua makna:
  1. Taat dan patuh
  2. Sesuatu yang dijadikan untuk beribadah dengannya.
Agama Islam adalah agama yang Allah utus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membawanya. Agama Islam inilah agama penutup, agama yang paling sempurna untuk manusia. Agama Islam juga menjadi nikmat yang sempurna. Allah Ta’ala berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Ma’idah: 3). Ibnu Jarir dalam kitab tafsirnya berkata bahwa ketika Ibnu ‘Abbas membaca ayat di atas, beliau berkata, “Orang Yahudi mengatakan:

لو نزلت هذه الآية علينا، لاتخذنا يومها عيدًا

Seandainya ayat ini turun di tengah-tengah kami, niscaya kami akan merayakan hari turunnya ayat tersebut sebagai ‘ied (hari besar atau hari raya).” Ibnu ‘Abbas berkata bahwa ayat ini turun saat bertemunya dua hari raya yaitu hari raya ‘ied (haji akbar) dan hari Jumat.    

Referensi: 

Hushul Al-Ma’mul bi Syarh Tsalatsah Al-Ushul. Cetakan kedua, Tahun 1430 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Maktabah Ar-Rusyd.   Ditulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Ruqoyyah.Com